Dari segi produksi, kemapuan teknis dan teruji dikembangkan. Dexa menarik masuk produk-produk farmasi yang bernilai tinggi. Jika kapasitas produksi optimal telah tercapai, mereka melakukan toll out manufacturing, terutama untuk produk-produk bernilai tambah ke perusahaan farmasi lainnya yang umumnya mitra bisnis lokal. Alhasil, kegiatan produksi pun dapat disulap menjadi profit center. Ferry sangat yakin, produksi adalah ajang persaingan masa depan.
BACA JUGA:Tokoh Inspirasi Sumsel, Prof Dr Jimly Asshiddiqie SH, Pernah Jualan Pempek, Gaji Pertama Rp 35 Ribu
Sebagai Pimpinan Perusahaan yang hebat, Ferry selalu menangkap peluang apa pun agar lebih maju ketimbang pesaing. Lihat saja, bagaimana dia menerapkan strategi menghadapi harmonisasi pasar Asean. Persiapan Ferry sangat matang. Dia telah menyiapkan semua perangkat yang diperlukan untuk registrasi produk yang diterima seluruh negara kawasan.
Daya saing produk dan pemasaran tentu tidak terlepas dari keandalam SDM. Untuk meningkatkan kemampuan timnya. Berbagai pelatihan diselenggarakan untuk karawayan. medical representative (med-rep) mendapat tempat utama. Dia juga tidak segan-segan mengirim med-rep ke luar negeri. Med-rep Dexa Medica harus mengimbangi pengetahuan dokter bila perlu lebih pintar.
Jenjang karier dan prestasi kerja karyawan Dexa terukur dengan jelas. Karyawan masing-masing devisi memiliki Key Performance Indicator (KPI) yang menjadi sejenis rapor bulanan karyawan. Hasil laporan dijadikan sebagai landasan penggajian, bonus.
BACA JUGA:Inspirasi Bisnis Elysa Thamrin, Kuliah Finance di Amerika, Pulang jadi Sales Counter
Ferry juga menerapkan sistem fair and firm. Implementasinya sejak 2003 diterapakan Competency-Base Human Resources Management (CBHRM) dan Balanced Scorecard (BSC). Talenta-talenta terbaik di Dexa Medica yang berawak sekitar 2.200 orang dia kelola lewat sistem itu. (*)
*Artikel ini pernah terbit di edisi khusus 100 Tokoh Inspirasi Sumsel Radar Palembang.