BI Sumsel Sebut Bawang, Emas dan Tarif Angkutan Penyumbang Inflasi April 2024 Sebesar 0,43 Persen

BI Sumsel Sebut Bawang, Emas dan Tarif Angkutan Penyumbang Inflasi April 2024 Sebesar 0,43 Persen

BI Perwakilan Sumsel mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Selatan pada bulan April 2024 mengalami inflasi sebesar 0,43 persen (mtm).--

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan April 2024 mengalami inflasi sebesar 0,43 persen (mtm).

Tercatat inflasi Sumsel pada April 2024 meningkat dibandingkan bulan Maret 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,25 persen (mtm). 

"Secara tahunan, realisasi inflasi Sumsel tahunan tercatat menurun menjadi sebesar 3,12 persen (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 3,24 persen (yoy),"kata Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel, Duddy Adiyatna, Senin 6 Mei 2024.

Perkembangan tersebut juga sejalan dengan inflasi nasional yang menurun menjadi sebesar 3 persen (yoy), dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,05 persen (yoy). 

BACA JUGA:Hindari Resiko Uang Palsu, BI Sumsel Himbau Masyarakat Tukar Uang via Aplikasi Pintar, Begini Caranya

Setidaknya, ada 5 komoditas utama penyumbang inflasi pada bulan ini adalah bawang merah, emas perhiasan, tarif angkutan udara, bawang putih dan tarif angkutan antar kota.

Kelima komoditas utama tersebut menyumbang inflasi di Sumsel pada April 2024 dengan andil pada masing-masing komoditas adalah sebesar 0,24 persen, 0,16 persen, 0,06 persen, 0,05 persen, dan 0,04 persen secara berturut-turut (BPS, 2024). 

"Peningkatan harga bawang merah disebabkan oleh banjir di daerah sentra yang menekan pasokan dan distribusi bawang merah,"jelas dia.

Lalu, sambung dia, adapun kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan pola musiman pada periode HBKN Idul Fitri, utamanya pasca pencairan THR serta melemahnya nilai tukar Rupiah.

BACA JUGA:Libatkan 9 Bank, BI Sumsel Buka Layanan Penukaran Uang di Lapangan DPRD Sumsel hingga Kamis 4 April 2024

Di sisi lain, menurut dia, tarif angkutan udara dan antar kota meningkat sejalan dengan tingginya mobilitas masyarakat pada momen mudik lebaran Idul Fitri 1445 H. 

Selanjutnya, kata dia, kenaikan harga bawang putih disebabkan oleh harga bawang putih impor yang meningkat di tengah realisasi impor secara nasional yang relatif lambat dan distribusi ke Sumatera yang terbatas. 

"Inflasi Sumatera Selatan yang terkendali tidak terlepas dari upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel dalam mengendalikan inflasi,"ungkap dia.

Pada April 2024, Pemerintah Sumatera Selatan terus melanjutkan komitmennya dalam pengendalian inflasi khususnya pada komoditas pangan bergejolak (volatile food). 

Sumber: