Jadwal Sembahyang setelah Puncak Imlek, Perayaan Cheng Beng Tidak Kalah Ramai, Kuburan China jadi Bersih

Salah satu ritual sembahyang Cheng Beng adalah dengan membersihkan kuburan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur.-tionghoa info-
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa leluhur adalah keturunan yang lahir sebelum orang tersebut, termasuk ayah dan ibu.
BACA JUGA:Catat Berikut Jadwal Sembahyang Hari Raya Tionghoa Tahun 2023
Namun sembahyang yang dilakukan adalah untuk menghormati mereka yang sudah meninggal, karena penganut kepercayaan Konghucu dan agama Buddha percaya adanya kehidupan setelah mati.
Selain berdoa untuk leluhur yang dikenal, Sembahyang juga mendoakan arwah-arwah yang tidak dikenal secara langsung.
Biasanya sembahyang ini dikenal dengan sebutan sembahyang Cio-ko. Sementara dalam ajaran Buddha, sembahyang tersebut dikenal sebagai upacara Ulambana.
Biasanya masyarakat Tionghoa memiliki altar dirumah untuk Sembahyang atau yang biasa disebut Meja Abu. Akan ada barang-banarang yang biasanya terletak diatas Meja Abu seperti, Papan Arwah, Lilin, Dupa, Uang Kertas, serta makanan dan minuman.
BACA JUGA:Apa Itu Sembahyang Bacang? yang Puncak Perayaannya Jatuh Pada Hari Ini Kamis 22 Juni 2023
Tidak ada aturan khusus mengani sesaji untuk sembahyang ini namun hal ini adalah sebuah kegiatan yang wajib dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Perkembangan Sembahyang Leluhur di Rumah Masa Kini
Saat ini umumnya sudah tidak adalagi keturunan Tionghoa yang mengetahui secara persis mengenai asal mula sembahyang leluhur.
Pengetahuan seputar sembahyang leluhur didapat generasi sekarang dari ajaran dari orang tua yang diturunkan secara turun-temurun.
Tepatnya mereka mengetahui semua tentang sembahyang leluhur dari orang tua mereka. Hal itu karena memang mereka sudah tidak lagi tinggal di tiongkok.
BACA JUGA:Apa Itu Sembahyang Tebu (Pai Ti Kong )? Salah Satu Tradisi Suku Hokkian
Selain itu penutupan sekolah-sekolah Tionghoa di zaman Orde Baru juga turut membuat generasi saat ini kurang mendapatkan pengetahuan mengenai tradisi dan kebudayaan Tionghoa.
Di zaman Orde Baru, etnis Tionghoa harus berasimilasi secara total membaur menjadi warga pribumi, seperti diwajibkan mengubah nama aksara Chinanya menjadi nama yang telah di Indonesiakan.
Sumber: