Mahasiswa Diminta Turun Mengawasi Pemilu dengan Penuh Integritas
Ilustrasi pelaksanaan pemilu--
BACA JUGA:KPU Terjun ke Lapangan, Perkuat Sistem Informasi dan Integritas
Demokrasi itu adalah pelataran tempat semua orang duduk menikmati keindahan, dengan posisi yang sederajat.
Tidak ada yang di atas, tak ada yang di bawah. Pelataran itulah yang kita semua perjuangkan agar tidak menjadi pelataran berdasarkan kasta sosial. "Saya membayangkan, mahasiswa seluruh Indonesia, menyatu dalam tekad dan keinginan untuk merawat demokrasi,"tuturnya.
Caranya, membantu pengawas pemilu (Panwaslu), mencegah orang melumpuhkan demokrasi di negeri ini, dengan cara meraih kemenangan dalam pemilu dengan cara-cara kotor, defisit moral, penuh intimidasi dan ancaman, dan membagi-bagi uang.
Berilah martabat buat bangsamu ini. Saya membayangkan, anak-anakku, para mahasiswa, mulai kini, serentak turun ke bawah, memonitor dan mencegah para kepala desa, lurah, camat, bupati, gubernur menyalahgunakan kewenangannya.
Untuk menghalang-halangi rakyat memilih pilihan sesuai kata hati mereka, dan memaksa rakyat memilih orang atau calon tertentu.
BACA JUGA:Usai Daftar ke KPU, Elektabilitas Prabowo-Gibran Untung atau Buntung?
"Saya membayangkan, para mahasiswa-mahasiswi di seluruh negeri berpekik keras memprotes para aparat dan organ negara yang menggunakan cara-cara kekerasan untuk memenangkan calon tertentu,"lanjutnya lagi.
Anak-anakku para mahasiswa dan mahasiswi. Mulai kini, bergeraklah kalian memberitahu para pemilih bahwa bantuan sosial yang dibagi-bagi menjelang pemilu adalah hak mereka dan itu uang negara.
Bukan atas belas kasihan para calon. Bukan atas rasa iba untuk membantu rakyat, tetapi ikhtiar menyogok rakyat. Bansos adalah bancakan untuk kepentingan politik.
Bukan lantaran ingin membantu, tetapi ingin dibantu oleh rakyat dengan cara memilih mereka di tempat-tempat pemungutan suara. Anak-anakku para mahasiswa-mahasiswi seantero negeri.
BACA JUGA:Berbeda dari 2019, KPU Gabungkan Debat Capres dan Cawapres di Pilpres 2024, Ini Alasannya
Busungkanlah dadamu bahwa kalian memang harapan bangsa ke depan, yang tidak bisa dipenetrasi oleh titah kuasa dan godaan status serta benda.
Status kalian itulah yang membuatmu didengar oleh rakyat. Maka, pandulah mereka menolak kesewenang-wenangan kekuasaan yang menginginkan kecurangan dalam pemilu.
Tampillah sekarang ke depan, menyalakan obor kebenaran. Kebenaran tentang pemilu yang jujur dan adil. Masa depan bangsamu ada pada pemilu yang dilaksanakan dengan konstitusi dan moral.
Sumber: