Mahasiswa Diminta Turun Mengawasi Pemilu dengan Penuh Integritas

Mahasiswa Diminta Turun Mengawasi Pemilu dengan Penuh Integritas

Ilustrasi pelaksanaan pemilu--

BACA JUGA:KPU Pastikan Keterwakilan Caleg Perempuan DPR Diatas 30 Persen dari 18 Parpol

Sebagai kaum idealis, tidak ada perubahan zaman tanpa kepeloporanmu. Karena itu, kalian selalu diidentifikasi sebagai moral force (kekuatan moral).

Kalian memang tidak bersenjata. Kalian memang tidak mampu membayar orang. Namun kalian memiliki kekuatan dahsyat yang bernama integritas.

Modalmu itulah yang membuat rakyat, tidak sekadar menyayangimu, tetapi bergantung padamu. Baktimu buat ibu pertiwi, kini dinanti. Jangan pemilu dinodai oleh syahwat kekuasaan yang mendera.

Jangan pemilu dinodai oleh laku kuasa yang tuna akhlak. Pemilu adalah alat ukur tentang demokrasi, yang selalu kalian perjuangkan. Tak ada demokrasi tanpa pemilu yang jujur dan adil.

BACA JUGA:KPU Umumkan Kampanye Akbar Pemilu 2024 Dimulai 21 Januari, Dibagi 3 Zonasi, Ini Aturannya!

Membangun dan memelihara demokrasi sangat mahal. Kita sudah memiliki dan menikmati buah demokrasi sejak reformasi bergulir. Kini, demokrasi yang telah hadir itu, hendak dipreteli lagi oleh laku kuasa yang tak senonoh.

Demokrasi kita terancam sekarang oleh godaan kekuasaan yang dijalankan secara absolut.

Demokrasi kita menunjukkan gelagat oleng, diterpa oleh badai kekuasaan yang semena-mena. Kekuasaan yang buta dan tuli tentang prinsip moral dan aturan main yang jelas.

Demokrasi kita sekarang terluka parah oleh sabetan perilaku orang-orang yang haus kekuasaan.

BACA JUGA:WOW! Temuan 17 Tindak Pidana Pemilu, Ada Politik Uang hingga Kampanye Pakai Fasilitas Negara

Demokrasi kita kini sedang dilumpuhkan oleh perilaku kuasa yang tidak ditopang oleh nilai moral dan etika.

Pemilu seolah dijadikan barang komoditas yang tunduk dengan mekanisme pasar: supply and demand.

Karena itu, demokrasi seolah jadi barang pajangan, yang sewaktu-waktu bisa dilelang. Demokrasi dipersepsikan hanya sebagai mekanisme belaka, bukan sebagai nilai.

Demokrasi karena itu, diperlakukan sebagai barang lelangan yang terikat dengan prinsip: penawar tertinggi yang keluar sebagai pemenang lelang. Demokrasi itu memberi harapan tentang siapa, yang suatu saat akan diakui oleh rakyat sebagai pilihan mereka.

Sumber: