Kabut Asap Tebal Selimuti Palembang, Jarak Pandang 500 Meter, Udara Sudah di Level Berbahaya
Proses pemadaman api yang membakar lahan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan .--
“Ditambah lagi faktor angin yang membuat kawasan gambut menjadi cepat membesar, karena posisinya yang terbakar ini sudah sangat luas, kita hanya bisa menghalau api,” kata Ferdian, kemarin.
BACA JUGA:Berlaku 2 Oktober, Ratu Dewa Perintahkan Mulai Belajar Daring, Kualitas Udara Palembang Makin Buruk
Menurut Ferdian, karhutla yang terjadi di Sumsel ini bukanlah lagi soal luasan.
Namun dampak yang ditimbulkan berupa kabut asap membuat masyarakat menjadi terganggu.
Walau telah dua bulan berlalu, Ferdian mengaku bahwa petugas Manggala Agni sampai kini masih terus dilapangan untuk memadamkan api.
“Rata-rata yang terbakar ini banyak di lahan konsesi, sehingga tidak bisa dilakukan water bombing, hanya bisa lewat darat,” ujarnya.
Untuk jam belajar pelajar TK, SD dan SMP dimundurkan, sebab sejauh ini provinsi di Sumatera masih mengalami karhutla.
Hal itu dikarenakan curah hujan yang minim, sehingga membuat api sulit dipadamkan.
“Aceh aman, Riau, aman jambi masih ada sedikit. Tinggal Sumsel ini, kalau dari segi luasan (yang terbakar) lumayan. Ini memang asap paling mengganggu, kami pastikan kepada pimpinan kami kerja dilapangan,” ungkap Ferdian.
Terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis menjelaskan, kabut asap yang terjadi di Palembang telah diprediksi sebelumnya.
BACA JUGA:HBB DPC Kota Palembang Gelar Aksi Peduli Bagikan 1.000 Masker Antisipasi Polusi Kabut Asap
“Sesuai prediksi awal kami, karena wilayah OKI hotspotnya meningkat sejak 22 Oktober kemarin karena tidak ada hujan yang meluas di sana,” jelas Wandayantolis.
Menurutnya, hujan di wilayah Sumsel diperkirakan akan berlangsung pada Kamis (2/11/2023) besok hingga Jumat (3/11/2023).
“Besok diprediksi hujan, tapi memang untuk di OKI belum merata,” ujarnya.
Sumber: