5 Tradisi Minangkabau yang Masih Ada Hingga Sekarang, Ada yang Sangat Disukai Remaja

5 Tradisi Minangkabau yang Masih Ada Hingga Sekarang, Ada yang Sangat Disukai Remaja

Iring-iringan acara Baralek Badatuak yang di adakan di salah satu Desa di Nagari Sariak Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam, merupakan salah satu tradisi Minangkabau. -agustinur/radarpalembang.disway.id-

Berkaca dari asal-usul dan Sejarah Mandi Balimau ini, masyarakat Minang di zaman dahulu melakukan tradisi ini memang semata-mata untuk membersihkan diri, sebelum memasuki bulan Puasa.

Mandi Balimau ialah mandi menjelang masuk bulan Puasa Ramadan bagi kaum ibu (perempuan), dalam masyarakat Aneuk Jamee.

Tradisi tersebut sekarang sudah jarang dilakukan, karena zaman sudah maju. Tempo dulu mandi Balimau tersebut seperti suatu kewajiban bagi kaum perempuan besar kecil tua dan muda.

Maksud dari mandi Balimau itu adalah membersihkan diri sebelum masuk bulan suci Ramadhan, atau menjelang hari Raya Aidul Fitri dan Hari Haji (10 Dzul Hijjah) yang dilakukan setiap tahun.

BACA JUGA:Mengenal Budaya dan Tradisi Malam 1 Suro, Ini Perbedaannya dengan 1 Muharram

Mandi Balimau tersebut hampir sama seperti zaman modern sekarang, yaitu mandi pakai shampo atau keramas rambut. Karena Ramadan adalah bulan beribadah, bagi kaum ibu tempo dulu mandi Balimau itu sudah seperti satu kewajiban setiap tahun.

Adapun bahan-bahan ramuan untuk mandi Balimau itu terdiri atas tumbuhan alam, seperti buah jeruk purut, batang serei wangi, batang kabelu, jeruk nipis, rumput wangi, bunga cempaga atau beungong jeumpa, bunga seulanga, dan lain-lain bunga yang wangi lazim disebut bunga rampai.

Setelah semua bahan tersebut dicencang kecil-kecil, ditaruh dalam timba atau baskom dan diisi air. Buah jeruk purut dan jeruk nipis diiris-iris (dipotong), kemudian diremas agar asinya keluar. Setelah diaduk sampai merata dan air tersebut sudah berbau harum atau wangi, maka limau tersebut sudah jadi.

Tempo dulu limau tersebut meramunya dikerjakan malam hari, dan malam itu juga ditaruh airnya, besok pagi baru dipakai, satu malam merendam bahan ramuan adalah untuk wanginya menyatu dengan air.

BACA JUGA:7 Rekomendasi Rumah Makan yang Menyajikan Masakan Tradisional di Palembang, Paling Enak Buat Kumpul Keluarga

Mandi Balimau ini tempo dulu juga dilakukan bagi pengantin perempuan (Nak Daro). Gunanya mandi Balimau tersebut agar pengantin tersebut badannya menjadi harum.

Satu bulan sebelum acara peresmian perkawinan, Anak Daro (si gadis) diberikan minum pengharum nafas, yaitu para orang tua memberi anak daro minum air ramuan yang terdiri dari air daun sirih dan serai direbus sebagai air minum, gunanya agar nafas Anak Daro tersebut harum dan segar baunya.

4. Tabuik

Tradisi yang satu ini tidak asing lagi di masyarakat Indonesia, yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharram di Kota Pariaman.

Tabuik sendiri merupakan istilah untuk mengusung jenazah yang dibawa selama prosesi upacara, kemudian dilepaskan ke laut. Dalam tradisi tersebut berlangsung masyarakat menampilkan Pertempuran Karbala, serta memainkan alat musik drum tassa dan dhoi.

Sumber: