5 Tradisi Minangkabau yang Masih Ada Hingga Sekarang, Ada yang Sangat Disukai Remaja

5 Tradisi Minangkabau yang Masih Ada Hingga Sekarang, Ada yang Sangat Disukai Remaja

Iring-iringan acara Baralek Badatuak yang di adakan di salah satu Desa di Nagari Sariak Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam, merupakan salah satu tradisi Minangkabau. -agustinur/radarpalembang.disway.id-

Di nagari ia sebagai pemangku adat. Oleh sebab itu, pengangkatan Datuak harus diketahui oleh masyarakat. Oleh karenanya dilakukan terlebih dahulu upacara malewakan gala.

BACA JUGA:Penyanyi Minang Putri Chantika Lepas Masa Lajang

Malewakan gala berarti memberitahukan kepada masyarakat tentang pengangkatan Panghulu/Datuak. Upacara ini merupakan serangkaian acara alek gadang.

Biasanya pihak kaum memotong seekor kerbau. Orang-orang terkemuka di dalam nagari diundang dan dijamu oleh kaum itu. Semua undangan diberi makan dan minum.

Besar kecilnya perhelatan yang dilaksanakan sangat tergantung kepada kemampuan kaum itu. Orang yang berhak diundang adalah semua anggota masyarakat di dalam nagari itu.

Terutama pemuka masyarakat, niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, dan orang-orang penting di dalam nagari. Untuk mengikuti perkembangan zaman, akhir-akhir ini sejumlah pejabat pemerintahan juga diberi tahu oleh kaumnya.

BACA JUGA:Dapur Neka Buka Sore dengan Menu Ramadan khas Minang

Misalnya kaum itu mengundang bupati atau walikota serta pejabat lainnya. Dengan mengundang pejabat pemerintahan dan pemuka adat, dapat diartikan bahwa orang-orang tersebut perlu diberitahu tentang pengangkatan panghulu tersebut.

Upacara ini juga diramaikan dengan kesenian anak nagari, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Silat, dan Tari Sewah.Hal yang tidak kalah pentingnya adalah melaksanakan pidato-pidato adat, pasambahan, dan alur dan patut.

Jika terjadi Baralek Datuak dalam suatu nagari, aleknya disebut juga alek nagari. Artinya semua masyarakat di nagari itu ikut melaksanakan perhelatan tersebut.

Acara ini dianggap sakral dan biasanya diadakan dengan menyembelih kerbau dan mengadakan acara pesta selama berhari hari bahkan sampai seminggu lamanya.

BACA JUGA: 20 Tahun Pelajari Islam, Bule Karl dari Inggris Mualaf dan Bersyahadat di Kota Padang

Acara Batagak Penghulu kalau sudah lama tidak dihidupkan suatu kaum puluhan tahun, namanya membangkit batang tarandam.

Apabila suatu kaum tersebut sudah berkembang banyak, jadi Datuak tersebut bisa dibagi dengan namanya Deta Salai Di balah Dua (Datuak di pilih kembali dengan catatan nama Datuak tetap sama tapi kaumnya bertambah).

Malam ketika penyembelihan kerbau, diadakan pesta rakyat di antaranya Tambua, Saluang, Tari Piring yang dibawakan oleh anak nagari.  Untuk acara penyembelihan kerbau itu sendiri diadakan pada hari, dikarenakan acara Baralek Badatuak diadakan keesokan harinya.

Sumber: