Yuk, Saatnya Investasi Rumah Subsidi Sebelum Harga yang Terus Naik

Yuk, Saatnya Investasi Rumah Subsidi Sebelum Harga yang Terus Naik

Rumah subdisi yang terus mengalami kenaikan harga setiap tahunnya.--dok. radarpalembang.disway.id

Penyesuaian harga ini tentu saja berdampak pada konsumen yang membeli rumah subsidi dengan harga lebih mahal.

BACA JUGA:PT Kinan Perkasa Propertindo Bangun Perumahan Go Green di Prabumulih

Di tahun 2023, REI Sumsel mendapatkan alokasi rumah subsidi sebanyak 17 ribu unit, peningkatan terjadi karena kuota dari pemerintah untuk rumah subsidi.

Secara nasional juga mengalami kenaikan di tahun 2023 yakni 220 ribu unit yang hingga Mei 2023 sudah terserap 30 persen, sementara pada tahun 2022 sebanyak 200 ribu unit

Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Aryo Bekti Martoyoedo mengatakan harga baru rumah subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) berubah di 2023.

"Sementara kami di Kementerian PUPR sudah menyiapkan konsep Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR mengenai batasan baru harga jual rumah subsidi," ungkap Aryo.

BACA JUGA:Sebulan Harus Rogoh Kocek Rp 400 Ribu, Warga Perumahan Bumi Indah Lestari Berharap Dialiri Air PDAM

Selain harga jual rumah subsidi FLPP, lanjut Aryo, PMK tersebut memaktubkan secara detil penjelasan dan pelaksanaannya.

"Selain itu, kami juga mempertimbangkan kemampuan masyarakat untuk dapat menyerapnya.

Jadi kami memerhatikan keseimbangan antara produksi (yang dikerjakan pengembang), dan tingkat penyerapan (daya beli masyarakat)," tegas Aryo.

Untuk diketahui, dana subsidi FLPP yang dialokasikan tahun 2023 unit rumah subsidi berbasis FLPP sebanyak 220.000 unit.

BACA JUGA:Warga Perumahan Handayani Banyuasin Mandi Pakai Air Galon

Pengembang harus memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi, dan produksi rumah subsidi terus berjalan.

Kendati batasan baru harga jual tidak sesuai ekspektasi yang awalnya diusulkan 12 persen.

Namun Junaidi pesimistis target 220.000 unit akan sulit tercapai. Terlebih di sisa waktu yang sudah memasuki semester II.

Untuk membangun satu perumahan dibutuhkan sampai 30 kelompok untuk memproduksi sekitar 30-an unit rumah. Mempertimbangkan kalkulasi ini, Apersi menyatakan paling dapat membangun 100.000 unit lagi hingga akhir tahun.




 

Sumber: