Kemana Kelakar Betok Palembang?

Kemana Kelakar Betok Palembang?

Ferry Kurniawan-dok pribadi-

Sebuah Opini tentang Budaya Pantun Palembang

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Pantun adalah salah satu warisan budaya Palembang. Ya, wong Palembang pasti setuju.

Sejak jaman dahulu Wong Palembang (sebutan bagi warga Palembang) sangat dikenal dengan “kelakar betok” nya, dan menjadi salah satu ciri khas warga asli Palembang adalah suka “berkelakar” yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai suka Bercanda, suka humor. Kelakar betok adalah salah satu istilah jokes Palembang yang salah satu kontennya adalah pantun.

Pantun telah menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui oleh UNESCO sejak tahun 2020. Lalu bagaiamana keberadaan Pantun Palembang sendiri? Sebagai warga asli Sumatera Selatan Penulis mencoba menguraikan pandangann tentang kondisi dan keberadaan pantun di Palembang.

Jika kita tilik melalui Sejarah, sejak jaman dahulu pantun digunakan pada adat budaya pernikahan, disaat menyambut tamu atau menyambut kehadiran kedua mempelai Pembawa Acara dalam adat Palembang biasanya menggunakan pantun. Pantun juga hadir sebagain bagain dari pertunjukan seni Dulmuluk.

BACA JUGA:UBD Berhasil Dapat Dana Hibah dari Kemendikburistek

Dialog dalam Dulmuluk dapat berupa syair dan juga pantun. Selain itu pantun juga hadir pada lagu-lagu daerah Palembang. Yang pouler antar lain Syair lagu yang dinyanyikan penyanyi daerah legendaris Palembang Sahilin dan  juga pada lirik lagu daerah Palembang “Yasaman.”

Jika diamati berdasarkan isinya, Pantun Palembang memiliki beberapa ciri khas diantaranya:

Bekelakar (Humor) sebagai ciri khas pantun Jenaka, berisi celotehan humor terkadang terkesan usil tetapi hanya untuk hiburan.

Berikut contohnya:
Mbeli ikan di sungai duo.
Beli dogan kelapo mudo.
Kasian nian Bujang tuo.
Nyari gadis dapetnyo jando
Ngatoi Wong, dalam bahasa Indonesia berarti ngatain orang. Koteks ngatain orang lain disini biasanya digunakan dalam konteks berbals pantun. Mengalahkan lawan dengan memberikan olok-olokan ringan.

Contohnya sebagai berikut:
Bunyi lonceng bedenting denting.
Lonceng nyo bagus bewarno kuning
Payo minggir bujang keriting

Cak kebelagakan bikin pening.
Lonceng bebunyi bedenting denting,
Itu tando hari lah  siang
Rambut kakak making keriting.
Dak apo apo asak adek senang

Nasehat selain sebagai hiburan pantun dapat berisi nasehat. Contoh penggunaannya adalah pantun orang tua untuk anaknya, pantun pesan mertua untuk menantunya.

BACA JUGA:Mahasiswa UBD Juara Lomba Cooking Competition Poparnas 2023.

Berikut contohnya:
Beli batu ke Kediri
Batu kapur dibelah tigo.
Sekarang kamu idak sendiri.
Kamu akur kami bahagia jugo
Rayuan :
Kesekojo lewat Lemabang
Palak pening raso melayang
Cantik nian gadis Palembang
Cuma sikok yang kakak sayang

Di era modern seperti saat ini, fungsi pantun sebenarnya masih terasa, walaupun masih terasa terrbatas pantun masih digunakan oleh pembawa acara (master of ceremony) acara adat dan nasonal.

Biasanya digunakan pada Pembukaan dan Penutupan acara. Pantun Palembang juga masih digunakan pada siaran televsi daerah Palembang contohnya program studio 42 UHF  Paltv. Pantun juga digunakan oleh beberapa penyiar radio yang berbahasa Palembang, contohnya RRI Palembang, dan Sriwijaya Radio. Pantun jga masih digunakan oleh komedian asal Palembang.

BACA JUGA:UBD Lakukan Tes Psikologi CAT Calon Polisi

Sumber: