Cerpen Sepotong Cinta dalam Rahasia Karya Arin Khalisa Putri Lubis
foto ilustrasi--
Aku pun membalas, "Terus, uang yang ayah pegang di tangan kananmu, itu apa yah?." Ayah pun terdiam. Aku pun bertanya lagi, "Apa maksud dari foto ini? Aku tidak pernah melihatnya." Ayah pun nambah terdiam. "Yah! Kalau ayah sayang sama Lala, tolong banget yah, ceritakan yang sebenarnya!," kataku dengan perasaan sedih dan kesal. "Nak, semua orang pasti punya rahasia, maaf ayah tidak bisa menceritakannya," jawab ayah dengan menghela napas. "Bukan satu, dua, kali ayah menyembunyikannya kepadaku, tahu tidak yah? Ini sudah kesekian kalinya!," kataku balik.
Tentu saja, ayah kebingungan dengan perkataanku itu. "Yah, aku tahu semuanya, ayah berbohong kalau selama ini ayah bekerja di perkantoran, ayah bohong kalau selama ini ayah tidak lelah, ayah bohong kalau selama ini punya segalanya, semuanya serba bohong," kataku sambil mulai meneteskan air mata. Ayah pun ikut bersedih. Ayah pasti tidak menyangka kalau aku mengetahuinya. Kemudian, dalam kesunyian, tiba-tiba ayah menyaut, "Baiklah nak, ayah ingin menceritakan sesuatu kepadamu, tapi ada syaratnya, tolong banget maafin ayah, dari dulu ayah takut kalau kejadian hari ini akan terjadi, akhirnya hal yang ayah takuti ini pun beneran terjadi, oleh karena itu ayah harus bertanggung jawab dan membereskannya.”
…
15 tahun yang lalu,
Kisah Sang Ayah
Ayah mempunyai istri yang cantik jelita bernama Carol. Ayah bertemu dengannya saat masih kuliah S1. Hari itu, ayah mengambil jurusan ilmu politik, sementara Carol mengambil jurusan Ilmu kedokteran. Sebenarnya itu adalah perbedaan yang lumayan jauh di antara kami. Walaupun itu, kami bersama-sama menjalani kehidupan sekolah.
Hubungan ayah dengan Carol itu tidak pernah mengganggu kegiatan sekolah. Ketika ayah sudah lulus S2, ayah memutuskan untuk menjalani sehidup dan semati dengannya. Awalnya Carol tidak direstui untuk menikah dengan ayah karena keluarga Carol merupakan kelas atas, sementara ayah hanya keluarga yang sederhana. Namun, setelah satu tahun berlangsung, akhirnya ayah pun menikah dengan Carol dengan syarat kami harus mempunyai anak untuk mewarisi kekayaan dari keluarga Carol.
Akhirnya Carol pun dianugerahi bayi oleh Tuhan. Mukanya bercahaya, kulitnya sehalus bedak bubuk, serta senyumannya semanis gula. Kami menamainya dengan nama Ella, yang berarti dewi kecantikan. Singkat waktu, sudah berjalan selama 4 tahun, syukurlah keluarga kami langgeng dan penuh dengan kasih sayang.
Namun.. terjadilah suatu peristiwa. Ayah ingin mengajak Carol dan Ella ingin pergi ke supermarket di mall Taman Anggrek. Ketika sudah setengah perjalanan, ayah mengerem karena sedang lampu merah. Tiba-tiba ada yang menelepon ayah. Ternyata dari kantor. Tentu saja ayah perlu menjawabnya.
Tiba-tiba Carol menepis bahu ayah untuk mengingatkan kalau ternyata sudah lampu hijau. Ayah pun spontan kesal karena Carol memotong pembicaraan ayah dengan orang kantor. Ayah pun langsung menginjak gas mobil dan tepat pada saat itu, ada truk yang melintas dari arah kanan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Lalu, dis analah semuanya berubah. Mobil kami terpental hingga 25 meter jaraknya. Awalnya ayah tidak sadarkan diri. Dalam kondisi mobil terbalik, ayah hanya bisa melihat Carol dan Ella duduk di belakang mobil dengan serpihan kaca yang menusuk kulitnya. Ayah ingin bangun, tapi tidak bisa karena kaki ayah nyangkut di sela-sela dashboard. Pada saat itu, air mata ayah mengalir deras tanpa henti.
Kami pun langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun.. mereka tidak selamat. Hanya ayah yang berhasil melewati operasi. Ayah merasa kalau kejadian itu hanya mimpi. Ayah sudah berusaha semampunya untuk meminta pihak rumah sakit agar mereka diselamatkan.
Namun, takdir berkata sebaliknya. Rasanya pada saat itu ayah ingin bunuh diri. Bagi ayah, tidak ada lagi tujuan untuk bertahan hidup. Itu adalah masa-masa dimana ayah depresi, stres, dan hampir gila. Semuanya bercampur aduk. Apalagi Ella yang baru berusia 4 tahun, rasanya tidak kuat kalau sudah ditinggalkan oleh anak sendiri.
Ayah belum sempat mengucapkan ulang tahun kepadanya karena hari itu ayah sedang di luar kota sehingga lupa untuk mengucapkannya. Sudah 2 tahun berlangsung setelah kejadian itu, ayah hidup sendirian. Setiap tempat yang ayah jelajahi, pasti ada kenangan tentang keluarga ayah. Ayah pun disalahkan atas kecelakaan tersebut yang menyebabkan ayah di PHK. Sisa uang ayah digunakan untuk membeli rumah baru. Selain itu, tidak ada harta warisan yang dijanjikan oleh keluarga Carol sehingga ayah jatuh miskin.
Suatu hari, ketika ayah ingin membeli obeng di toko perkakas, ayah tidak sengaja melewati panti asuhan. Ayah melihat anak kecil yang sedang menggigiti jari jemarinya. Ayah kira dia adalah anak yang hilang. Jadi, ayah menghampirinya. Ternyata anak ini tinggal di panti asuhan tersebut. Saat itulah, ayah berpikir untuk mengadopsinya. Ya, tentu saja ayah masuk dan bertanya kepada salah satu pengasuh yang bertugas.
Ayah kaget dengan jawabannya karena pengasuh itu bilang bahwa tidak ada anak ini di dalam daftar mereka. Ayah sangat kebingungan. Kemudian, ayah menyuruh panti asuhan untuk mengecek kembali identitas si anak. Panti asuhan meminta waktu 5 hari paling lambat untuk mencari data anak ini. Akhirnya ayah mengadopsinya yang ayah beri nama Camilla atau biasanya dipanggil Lala. Ayah sangat menyayangi Camilla, melebihi kasih sayang yang ayah berikan kepada anak kandung ayah yang dulu. Ayah takut jika kehilangannya lagi.
…
"Itulah kisahmu Nak," kata ayah kepadaku. Aku tidak bisa berkata-kata, hanya bisa melongo. Berarti selama ini ayah menyembunyikannya demi aku. Ayah sangat menyayangiku, padahal aku sendiri bukan anak kandung ayah.
Sumber: