Cerpen Sepotong Cinta dalam Rahasia Karya Arin Khalisa Putri Lubis
foto ilustrasi--
PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Banyak konflik dalam keluarga yang dapat diangkat ke dalam sebuah cerita pendek. Sudut pandang yang disajikan terkadang tidak terduga dan mengejutkan.
Seperti yang dilakukan oleh satu peserta didik kelas 9B SMP Kusuma Bangsa Palembang bernama Arin Khalisa Putri Lubis dalam cerita pendeknya berjudul “Sepotong Cinta dalam Rahasia”.
Berawal dari kehidupan keluarga yang normal, ternyata ada kejadian luar biasa dibalik “kenormalan” itu. Sebuah rahasia yang terpendam selama 15 tahun. Rahasia yang didasari Cinta dan Duka. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dan selamat menikmati.
Sepotong Cinta dalam Rahasia
Karya: Arin Khalisa Putri Lubis
Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun pagi. Seorang anak sedang berlarian mengelilingi taman yang tidak jauh dari rumahnya. Daun-daun pun menari-nari akan kehadiran sang anak.
BACA JUGA:Cerpen Mampir Karya Maria N Pakpahan
Anak tersebut bernama Camilla dan biasa dipanggil Lala. Nama itu dinamai oleh ayahnya yang terinspirasi dari bahasa latin yang berarti keadilan, keagungan serta kesempurnaan. Ia merupakan anak tunggal dan hanya tinggal sendirian bersama ayahnya. Sesuai dengan namanya, hidupnya bisa dibilang berkecukupan. Namun, personalitasnya berbeda dengan anak lain di sekitarnya. Ia simpatik dan tidak angkuh.
Ayah mengantarku ke sekolah setiap pagi. Ia rela bangun pagi demi mengantarku. "Yah! Ayah udah siap belum? Lala hampir telat nih, udah jam 6.50 yah," seruku. Ayah pun menjawab, "Bentar nak, ini ayah mau siapin motor dulu." Entah mengapa setiap kali ayah menjawab seperti itu, aku merasa aneh karena ayah selalu menyiapkan motor di belakang rumah dengan waktu yang sangat lama.
Aku pun tidak diperbolehkan untuk keluar terlebih dahulu sebelum motornya siap. Oleh karena itu, aku panik jika ayah baru menyiapkan motornya jam segitu. Ketika sudah sampai di sekolah, aku menyalami ayahku dengan tercengang. Aku sangat bangga mempunyai ayah seperti ini.
BACA JUGA:[PUISI] Peserta Didik Kelas 9D SMP Kusuma Bangsa Berpuisi untuk Ibu
"Baik-baik di sekolah ya nak, pergi sono, banggain ayah," kata ayah sambil tersenyum. "Pasti yah! Ayah semangat juga kerjanya!," kataku bersemangat. Sudah seharian berlalu, aku dijemput oleh ayah dan balik ke rumah yang sudah merupakan kebiasaan sehari-hari kami.
Aku melangkah ke kamar dan melihat kalender. Aku baru ingat kalau ternyata besok itu adalah ulang tahunku. Aku berharap besok ayah ingat. Tidak perlu diberi hadiah, bagiku ayah ingat saja itu sudah lebih dari cukup.
Keesokan harinya pun tiba. aku masih mengorok di atas kasur yang empuk. Ketika aku membuka mata, semuanya serba gelap. Aku pun ketakutan dan berlari dengan sangat kencang ke ruang tamu. "Yah! Ayah! Lala takut yah, ayah ke mana..," teriakku sambil bergetar. Tiba-tiba ada suara yang besar datang dari belakang. Dorrr!!! "Happy birthday my sweetest daughter!!," kejut ayah dengan konfeti.
Saat itu, perasaanku campur aduk. Pastinya, jantungku mau copot karena kaget. "Ihh yah, jangan ngangetin kayak gitu dong, liat nah jantung Lala berdebar-debar," kataku dengan jengkel. Ayah pun menjawab, "hihi, anak ayah udah makin besar aja nih, maafin ayah yah kalau selama ini ayah punya salah, ayah hanya mau yang terbaik untukmu nak."
BACA JUGA:Puisi Karya Tenaga Pendidik Bahasa Indonesia di Sekolah Kusuma Bangsa
Sumber: