Jokowi di Pertemuan KTT G7 Bicara Potensi Energi Bersih Indonesia, Butuh Investasi USD 25-30 Miliar
RADAR PALEMBANG - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bicara potensi Indonesia untuk energi bersih yang sangat besar dan membutuhkan investasi USD 25-30 miliar di pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7.
Presiden Jokowi mendapat kesempatan pertama berbicara di pertemuan KTT G7 yang berlangsung di Jerman, Senin (27/6) waktu setempat.
Di hadapan para peserta konferansi, dia membeberkan secara lengkap potensi Indonesia di sektor energi bersih. Potensi itu tersebar baik di perut bumi, darat dan laut.
BACA JUGA:Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Cukup Kuat Hadapi Tekanan Risiko Global
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi presiden berusaha meyakinkan Negara-negara G7 untuk berperan serta mengembangkan energi bersih di Indonesia.
"Komitmen dan upaya Indonesia untuk perubahan iklim dan transisi energi sangat jelas. Ini yang diyakinkan presiden dalam pertemuan KTT G7," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers melalui Chanel Youtube Sekretaris Negara yang tayang, 28 Jun 2022.
Presiden Jokowi juga mengajak negara-negara anggota G7 untuk berinvestasi dalam sector energi bersih di Indonesia.
BACA JUGA:Indonesia Mau Jadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia? Perbaiki Dulu 15 Indikator ini
Dia menyebut. Saat ini Indonesia butuh investasi untuk energi bersih dan transfer teknologi sebesar USD 25-30 miliar.
"Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia memerlukan investasi besar dan teknologi rendah karbon guna mendukung transisi menuju energi bersih yang cepat dan efektif," tutur Retno mengutip dari LKB Antara.
Kepala negara menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan investasi 25-30 miliar dolar AS untuk memuluskan upaya transisi energi selama delapan tahun ke depan.
BACA JUGA:Direksi PT Petro Muba Bidik Bisnis Beras, Pj Bupati: Waktu Kalian Enam Bulan!
Proses transisi energi tersebut juga diyakini dapat dioptimalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, membuka peluang bisnis, maupun lapangan kerja baru.
"Dan Presiden mengajak negara G7 untuk berkontribusi dalam memanfaatkan peluang ini, terutama investasi di sektor energi bersih di Indonesia, termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium," ujar Menlu.
Menlu menyampaikan pula bahwa Presiden menutup pernyataannya di forum tersebut dengan meminta dukungan dan kehadiran semua negara G7 dalam KTT G20 di Bali, akhir tahun ini.
Selain menghadiri dua sesi KTT G7 sebagai partner countries, Presiden Jokowi juga melakukan sedikitnya sembilan pertemuan bilateral yakni dengan Perdana Menteri India Narendra Modi,
Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. (yui)
Sumber: