PALEMBANG, RADARPALEMBANG.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami deflasi month to month (m-to-m) di Februari 2025 sebesar 0,41 persen.
“Tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Sumatera Selatan Bulan Februari 2025 sebesar 0,41 persen,”kata Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto di Palembang.
Sebagai pembanding, sambung dia, deflasi ini lebih rendah dibanding jika dibandingkan inflasi pada Februari 2024 sebesar 0,01 persen.
Selain itu, secara year to date (y-to-d) atau sepanjang 2025 (Januari dan Februari), Sumsel juga tercatat mengalami deflasi.
“Sementara secara kumulatif sampai dengan Februari 2025, tingkat deflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,77 persen,”kata Moh Wahyu Yulianto, Senin 3 Maret 2025.
Deflasi ini utamanya dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik 50 persen yang berlaku pada Januari-Februari 2025.
BPS Sumsel mencatat terdapat lima komoditas utama penyumbang deflasi pada Februari 2025, yaitu penurunan harga tarif listrik, cabai merah, daging ayam ras dan bawang merah.
Kemudian, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan perubahan indeks 0,79 persen dengan andil deflasi 0,24 persen.
BACA JUGA:Sumsel Alami Deflasi di Agustus 2024, BI Sumsel Sebut Terjadi Penurunan Harga 5 Komoditas Utama
Sedangkan, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan perubahan indeks 3,58 persen dengan andil deflasi 0,46 persen
“Komoditas utama penyumbang deflasi yaitu perubahan harga tarif listrik,” ujar dia.
Secara detail, komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Februari 2025, antara lain tarif listrik, cabai merah, daging ayam ras, tomat, bawang merah, telur ayam ras, dan bawang putih.