Tak hanya adanya potensi kenaikan harga barang produksi manufaktur dalam negeri, tetapi juga adanya kenaikan harga barang impor.
Dengan harga yang sama, importir harus merogoh kocek lebih dalam karena nilai rupiah jadi lebih lemah, sehingga harga barang lebih mahal.
Mengutip data BPS, pada Januari-Februari 2024, total impor barang konsumsi mencapai 3,63 miliar dollar AS atau 9,84 persen dari total impor.
”Harga-harga jadi tidak kompetitif. Ini bisa menurunkan daya beli masyarakat,” ujar Sanny.