PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Usai libur Lebaran 2024, nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar AS sebesar 280 poin atau 1,77 persen ke posisi Rp 16.128 per dolar AS pada Selasa pagi, 16 April 2024.
Bahkan update terbaru, dikutip dari data RTI dolar AS tercatat pada posisi Rp 16.169 atau menguat 330 poin atau 2,08%.
Hari ini dolar AS tertinggi pada level Rp 16.189 dan level terendah Rp 15.839.
Secara mingguan dolar AS tercatat menguat 2,08%. Lalu secara bulanan menguat 2,93% dan secara year to date menguat 5,03%. Kemudian secara tahunan menguat 8,96%
BACA JUGA:Gawat, Rupiah Bisa Terus Melemah, Kini di Level Rp 15 Ribuan, Ini Alasannya?
Dolar AS hari ini juga kompak menguat terhadap mata uang lainnya. Seperti pada Dolar Australia yang menguat 2,51%.
Kemudian terhadap Euro menguat 2,11%. Poundsterling menguat 1,69%. Yuan menguat 0,2%. Yen menguat 1,79% dan Dolar Singapura menguat 1,31%. Diketahui, salah satu penyebabnya karena memanasnya konflik antara Israel-Iran.
Tanggapan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Edi Susianto mengatakan, memanasnya konflik Iran-Israel membuat nilai tukar negara emerging market atau negara berkembang melemah, termasuk mata uang Indonesia yakni rupiah.
"Memanasnya konflik di Timur Tengah khususnya konflik Iran-Israel, perkembangan tersebut menyebabkan makin kuatnya sentimen risk off. Sehingga mata uang emerging market khususnya Asia mengalami pelemahan terhadap USD.
DXY selama periode libur lebaran menguat sangat signifikan yaitu dari 104 menjadi di atas 106, bahkan per pagi ini sudah mencapai angka 106,3," kata Edi.
BACA JUGA:Oh! Ternyata Ini Penyebab Dolar Amerika Terus Meningkat dan Nilai Tukar Rupiah Semakin Lemah
Edi menjelaskan, selama libur Lebaran pasar NDF IDR di offshore juga sudah tembus di atas Rp 16.000. Sehingga hal itu membuat rupiah dibuka di sekitar angka Rp 16.100.
Selain memanasnya konflik Israel-Iran terang Edi, pelemahan rupiah ini karena terdapat perkembangan di global.
Hal ini mengenai rilis fundamental AS yang masih terlihat kuat.
"Rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar," jelasnya.