Ini Persembahan Akhir Sembahyang Dewa Dapur, jadi Lengkap Sempurna, Biar Pulang Bawa Keberuntungan

Selasa 23-01-2024,12:21 WIB
Reporter : Swandra Yadi
Editor : Swandra Yadi

“Tujuannya adalah agar Dewa Dapur cepat tiba di Surga, sehingga mendapatkan tempat yang terbaik untuk memberikan laporan terbaik untuk mereka,” terang dia.

Selain harus mengantar Dewa dapur pada dini hari, ada juga tradisi yang mengatakan, “Angin mengantarkan Dewa, hujan menjemput Dewa”.

BACA JUGA:5 Persembahan di Kelenteng, Jangan Salah Arti, Pahami agar Sembahyang Dewa-Dewi Lebih Bermakna

Istilah ini menyatakan harapan bahwa pada waktu pengantaran Dewa diharapkan ada angin yang membantu para Dewa berangkat ke Surga.

Sedangkan pada hari penjemputan Dewa, diharapkan ada hujan yang membantu para Dewa turun ke alam manusia.

“Hari penjemputan Dewa Dapur pada umumnya dilakukan di tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek,” terangnya.

BACA JUGA:Sering ada Saat Sembahyang Tionghoa, Ini Arti dan Simbol Buah-buahan, Semangka Berarti Kemakmuran, Kesemek?

Pada umumnya masyarakat Tionghoa akan mempersembahkan beberapa makanan pada saat pengantaran Dewa Dapur, terutama makanan yang mengandung rasa manis seperti permen, buah-buahan, sup manis, dan kue manis.

“Selain makanan manis, warga Tionghoa juga mempersembahkan makanan lainnya seperti Daging serta minuman Arak. Dengan adanya makanan yang enak-enak serta mengandung rasa manis ini, diharapkan Dewa Dapur dapat melapor segala sesuatu yang baik saja, sedangkan laporan tentang hal-hal dapa diminimalisasikan,” jelas Harun.

Pada penanggalan Imlek ini, setelah Dewa Dapur berangkat ke Surga, umumnya masyarakat Tiongkoa akan membersihkan dan mempercantik isi rumah.

BACA JUGA:Cara Mudah Bikin Masakan Tionghoa, Pakai Trik Ini Biar Sup Telur Terlihat Lebih Cantik

Kegiatan ini biasanya disebut dengan Qing Chen atau pembersihan debu. Pada umumnya, pembersihan debu ini juga termasuk membersihkan altar dewa dapur sehingga harus dilakukan pada saat Dewa Dapur berangkat ke Surga.

Hal ini untuk menghormati Dewa Dapur, karena membersihkan altar dan patung, gambar Dewa Dapur pada saat Dewa Dapur masih berada di alam manusia, merupakan hal yang tidak baik dan kurang menghormati Dewa Dapur.

Dengan adanya kegiatan pembersihan debu ini, diharapkan semua ketidakberuntungan dapat disapu bersih, sehingga tahun depan akan lebih baik dari sekarang ini.

BACA JUGA:4 Barang yang Dibutuhkan Saat Sembahyang Leluhur Masyarakat Tionghoa, Muncul ‘Kartu kredit Dunia Akhirat’

Ada pantangan bahwa jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, keluarga tersebut tidak diperbolehkan untuk melakukan sembahyang Dewa Dapur dan juga tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pembersihan debu. (*)

Kategori :