Ia membawa beberapa tenong yang terbuat dari anyaman bambu, dibungkus kain batik bersulam emas.
Di dalamnya terdapat beberapa bahan makanan seperti mentega, telur dan gula yang diberikan kepada keluarga calon mempelai wanita
3. Lamaran
Melamar atau meminang menjadi tahapan berikutnya. Pada tahapan ini keluarga calon mempelai laki-laki beserta kerabat dekat akan mengunjungi kediaman calon pengantin perempuan untuk melamar.
Pada kesempatan ini, keluarga mempelai pria beberapa hantaran atau gegawan yang terbungkus dengan sapu tangan di atas nampan.
Ada pula lima buah tenong berisi bahan makanan seperti gula, gandum, mentega, buah-buahan dan lain-lain.
Jumlah tenong yang diberikan selalu ganjil. Selain itu, keluarga calon mempelai pria juga membawa hadiah lamaran adat Palembang berupa kain, baju, sepatu kometik hingga set perhiasan.
Tak lupa, mereka juga memberikan pisang setandang yang merupakan simbol dari kemakmuran.
Bagi kalian yang hendak melamar dan menggelar pernikahan adat Palembang, jangan lupa untuk membawa set perhiasan cantik untuk calon istrimu. Dan tentunya, “Diamonds are girl’s bestfriend.
Memberikan set perhiasan berlian untuk kekasihmu menjadi pilihan tepat.
BACA JUGA:Cagar Budaya Kampung Kapitan Rusak Pemkot Upayakan Perbaikan
4. Berasan dan Mutus Kato
Tahapan adat nikah Palembang selanjutnya adalah berasan dan mutus kato. Pada tahap ini keluarga terdekat calon mempelai akan bermusyawarah menetapkan hari, tanggal dan tahun pernikahan.
Pada momen ini bukan hanya keluarga terdekat mempelai pria yang datang ke rumah calon pengantin perempuan, tetapi juga sembilan orang perempuan yang membawa tenong.
Pada tahap ini juga dilakukan pengikatan tali keluarga dengan mengambil sasak gelungan (konde) dan dibagikan ke keluarga dan para utusan.