Gajah di pelupuk mata nggak tidak kelihatan , semut di amerika kelihatan , nunggu ulasan tentang tembak menembak yang 7 peluru nggak kena-kena , tapi yang 5 peluru kena dan ahli
GitoGati
Kelapa sawit dibawah harga asumsi. Terlalu murah. Minyak goreng harga 14.000/liter. Harga dibawah asumsi jika perbandinganya adalah harga sawit dibawah 1000/kg. Jadi kesimpulanya, ada usaha "makar" dari para pengusaha sawit. Pemerintah tdk boleh kalah dari para pemburu cuan yang merasa dibutuhkan masyarakat dan negara.
Jimmy Marta
Kadang kita iri pada politikus. Yang kaya dengan duit e dg mudah dp posisi. Yg berkuasa dg kekuasaannya mendapat yg diinginkan. Politikus berkuasa memang keren. Memanfaatkan jabatan dan fasilitas negara untuk mencapai keinginan. AR dan pendiri lainnya awalnya memposisikan PAN di poros tengah. Dibuat sbg partai terbuka. Pan jadi milik bersama para kader. Kepemimpinan dipilih dari kader terbaik. Ada konsekuensi logis sbg partai milik kader. Pendiri sekalipun bisa hilang peran. Jika tak sejalan dg ketua terpilih. Ketualahyg jadi pemilik. Menentukan arah politik partai. Pilih posisi diluar atau didalam kekuasaan. Pragmatisme nyazulhas, pan dipaksa belok kiri. Jadi andapun boleh ngiri..
doniwj
Luar biasa peran Humas atau PR pabrik minyak goreng alias migor itu. Harga di tingkat petani jelas. Jelas anjlognya. Harga dari pengepul jelas. Jelas mencekik keuntungannya. Petani yang menyiapkan lahan dan bibit, membeli pupuk, membayar upah buruh untuk pemeliharaan sampai panen. Hasilnya dihargai 1000 per kilo. Bahkan kurang. Buat parkir atau pipis di toilet umum saja tidak cukup. Abah Dis pasti sudah tahu, buat pipis di titik nol IKN itu butuh BBM berapa ratus ribu. Pabrik migor yang paling besar labanya. Mereka punya kebun sendiri. Proses harga di pengepul tidak mereka alami. Artinya laba mereka adalah laba produksi dan penjualan migor yang Nauzubillah + laba di tingkat pengepul. Itu kok ya masih dirasa kurang. Sampai-sampai menjual migor 14 ribu saja keberatan. Yang luar biasa, hujatan justru lebih besar dialamatkan ke pemerintah, sebagai regulator. Daripada ke pabrik migor, sebagai penentu harga di lapangan dan penyulut keruwetan. Beberapa orang memang sudah ditahan karena bukti persekongkolan. Namun masih berjalannya hal yang sama menunjukkan aktor intelektualnya bukan mereka. Dari sisi pemerintah regulasi sudah ditunjukkan. Termasuk dengan cara yang paling ekstrim. Namun PR besarnya ada pada pengawasan dan tata niaganya. Saya kurang paham di sini, apakah Bulog bisa masuk ke area sawit dan migor. Mengingat migor adalah sembako. Kalau iya, Bulog bisa beroperasi di area pengepul, produksi, sampai penjualan. PR nya dikerjakan sebelum plesir ya, Pak Zulhas
PryadiSatriana
"Lagi opo Pry?" "MocoDisway." "Opoberitane?" "Zulhas". "Opo'oZulhas?" "Terang-terangan kampanye politik uang. Jian jancuk'antenan, kok. Mari kampanye politik identitas, saikiwong susah kangelantukumigor dipolitisasi." "Dikritik karoDahlan?" "Gak. De'ekaroZulhasgakwani." "Wong sugihyongonoiku. Golek aman ae. "Jurnalis tenananmestinegakngono. Kudu menyuarakan kebenaran, ngritik sing gakbener. Gakmekmikir keuntungan mediane ae." "Dahlanikubiyen jurnalis Pry, saiki ... " "Saiki opo?" "Anda sudah tahu, he .. he .. he .."
Pendylagi project
Di kebun sawit migordilahirkan,bukan di pabrik.Pabrik hanya rumah bersalin,bayinya dibuat di kamar masing masing,mungkin juga di kebun sawit