Dapur Neka Palembang Hadirkan Kopi Kawa dan Kopi Tatungkuik, Unik Bikin Penasaran
Dedi, pemilik Dapur Neka kembali memperkenalkan menu terbaru Kopi Kawa khas Sumatera Barat yang tergolong unik dan bikin penasaran.-heni/radarpalembang.id-
PALEMBANG, RADARPALEMBANG.ID – Terus mempopulerkan kuliner autentik Minang di lidah masyarakat Kota PALEMBANG, kali ini Dapur Neka kembali memperkenalkan menu terbaru Kopi Kawa khas Sumatera Barat yang tergolong unik dan bikin penasaran.
Kopi kawa atau kopi daun adalah minuman dari daun kopi kering yang diseduh seperti teh dan memiliki aroma yang lembut dengan rasa yang ringan.
Kopi kawa daun diangkat sebagai menu terbaru di tempat makan yang menyuguhkan berbagai masakan khas Minang ini karena kopi kawa daun memiliki sensasi yang berbeda meski tidak menggunakan biji kopi.
Apalagi, kopi kawa daun ini disajikan dalam tempurung atau batok kelapa yang sengaja didatangkan langsung dari Payakumbuh.
BACA JUGA:Tak Hanya Autentik Minang, Dapur Neka Sedia Menu Berkuah ala Nusantara, Enak dan Segar
“Kopi kawa ini rasanya seperti teh, tapi bukan daun teh, ini daun kopi kering yang kita celupkan dan seduh dalam gelas yang terbuat dari batok kelapa. Ini yang bikin menarik dan unik,” terang Dedi, pemilik Dapur Neka saat dibincangi kemarin.
Kopi kawa daun tersedia dalam dua pilihan, kopi kawa dengan tambahan gula dibanderol dengan harga Rp10.000, sementara kopi kawa susu Rp12.000.
Kopi Tatungkuik atau terbalik di Dapur Neka. -heni/radarpalembang.id-
Menu baru lainnya, ada Kopi Tatungkuik atau terbalik. Sama seperti minuman kopi pada umumnya, kopi disajikan dalam gelas yang diletakkan terbalik di atas piring kecil.
Menurut Dedi, di kampung, orang biasa ngobrol panjang lebar di lapau atau warung. Dengan kondisi terbalik atau tertelungkup, kopi akan tetap hangat saat diminum.
“Mereka kadang ngobrol 3 - 4 jam, jadi dengan dibalik, sisa kopi dalam gelas tetap hangat, sehingga ketika diminum masih terasa nikmat. Ini tradisi di kampung yang kita kenalkan di sini,” ujar Dedi
Disebutkan Dedi, di dalam minuman ini ada butiran biji kopi yang digiling tidak terlalu halus sehingga rasa kopi tetap terasa.
“Seperti perokok berat, dia gigit-gigit tembakau biar lebih terasa, begitu juga kopi tatungkuik, ada biji kopinya. Bagi yang tidak suka, bisa kita saring biji kopinya,” kata Dedi.
Sumber: