Penjualan Mobil di Bali dan Kaltim Justru Naik Saat Pasar Otomotif Indonesia Tengah Lesu, Ini Alasannya
Alasan mengapa penjualan mobil di Bali dan Kalimantan Timur (Kaltim) justru naik di saat pasar otomotif Indonesia tengah lesu--
Beberapa masalah teknis menerpa grup Toyota di sepanjang semester I 2024.
Grup Toyota sempat melakukan penghentian produksi yang disebabkan oleh serangkaian masalah skandal.
Tak hanya itu, ada juga faktor yang cukup mempengaruhi penjualan total grup Toyota yakni kondisi permintaan kendaraan yang lesu di China.
Namun, Toyota sedang mengalami kesulitan di China. Penjualan Toyota di China mengalami penurunan sebesar 10,8 persen.
Persaingan harga semakin ketat, seiring dengan semakin banyaknya produsen mobil lokal yang menambah jajaran kendaraan listrik dengan harga terjangkau.
Alhasil, Toyota membukukan penjualan pada semester pertama sebanyak 5,16 juta unit. Itu terdiri dari 4,89 juta merek Toyota dan Lexus, 210.910 unit Daihatsu dan 59.273 unit Hino.
BACA JUGA:Penjualan Mobil Listrik Meningkat, Toyota Hadirkan Prius Hybrid di Indonesia, Cek Harganya
BACA JUGA:Toyota Kijang Innova Puncaki 20 Mobil Paling Laris di Juni 2024, Ini Daftar 19 Merek Lainnya
Lalu, ada masalah penjualan grup Toyota di Jepang merosot 32 persen menjadi 823.595 unit.
Kondisi di Jepang karena Daihatsu menghentikan sementara produksinya setelah ditemukan skandal kecurangan data uji keselamatan.
Toyota juga menghentikan beberapa produksi di Jepang selama periode setengah tahun tersebut. Bahkan, Toyota di Jepang mengakui melakukan uji kendaraan dengan cara yang tidak ditentukan oleh pemerintah.
Di sisi lain, penjualan grup Toyota di luar Jepang naik 3,1 persen menjadi 4,34 juta kendaraan. Hal itu berkat tingginya permintaanbkendaraan merek Toyota di Amerika Utara dan Eropa.
Produsen mobil tersebut melihat peningkatan sebesar 14,6 persen di Amerika Utara untuk merek Toyota dan Lexus.
Sumber: