HLM Bersama TPID, BI Sumsel Ingatkan Inflasi karena Pengaruh Musim Hujan, Idul Adha dan Libur Sekolah

HLM Bersama TPID, BI Sumsel Ingatkan Inflasi karena Pengaruh Musim Hujan, Idul Adha dan Libur Sekolah

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Ricky P Gozali paparan mengingatkan ada potensi inflasi karena pengaruh cuaca ekstrim yakni musim hujan.-Davidkarnain/radarpalembang.disway.com-

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan atau BI Sumsel mengingatkan ada potensi inflasi karena pengaruh cuaca ekstrim yakni musim hujan.

Hal tersebut terungkap saat Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar High Level Meeting (HLM) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kabupaten/kota se Sumsel, Rabu 12 Juni 2024.

"Namun demikian, yang menjadi perhatian berdasarkan tahun-tahun sebelumnya bahwa mendekati akhir tahun, biasanya inflasi merangkak naik sehingga perlu menjadi perhatian. 

"Dan dari sisi resiko jika tahun lalu ada ancaman iklim Elnino atau musim kemarau namun ditahun ini akan ada ancaman iklim Lanina atau musim hujan,"Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Ricky P Gozali.

BACA JUGA:Sumsel Alami Inflasi 0,06 Persen mtm di Mei 2024, BI Sumsel Sebut Cabai, Emas, Bawang hingga Gula Penyebabnya

Selain itu, kegiatan HLM ini bertujuan untuk memonitor dan mengantisipasi pergerakan harga-harga sejumlah komoditas, terutama dalam rangka menjelang Idul Adha 1445 dan libur sekolah.

"Saat ini inflasi di Sumsel pada Mei 2024 berada di angka 2,98 persen diatas nasional yaitu 2,84 persen,"jelas dia.

Ia mengungkapkan ini perlu diapresiasi karena inflasi Sumsel merupakan terendah kedua se-Sumatera. 

Dan dilevel provinsi, ada tiga yang terjadi inflasi yakni Palembang Lubuklinggau dan OKI serta satu terjadi deflasi yaitu Muara Enim.

BACA JUGA:BI Sumsel Sebut Bawang, Emas dan Tarif Angkutan Penyumbang Inflasi April 2024 Sebesar 0,43 Persen

"HLM ini akan membahas berbagai pergerakan sejumlah komoditas yang berdasarkan data cenderung menjadi penyumbang inflasi, kemudian resiko yang akan terjadi hingga rekomendasi yang akan dilakukan untuk untuk menekan angka inflasi,"ujarnya.

Ricky juga mengingatkan sejak IdulFitri 1445 H lalu, komoditas emas perhiasan, gula pasir hingga bawang merah menjadi pendorong kenaikan inflasi. 

Secara histori, berdasarkan data inflasi bulanan di Sumsel masih aman dan terkendali sejak 2021-2023. 

Kegiatan dibuka oleh PJ Gubernur Sumsel A Fatoni. Hadir langsung Sekda Sumsel Ir. SA Supriono, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Ricky P Gozali, para kepala daerah dan TPID se Sumatera Selatan.

Sumber: