SpaceX Beri Diskon Starlink Hingga 40 Persen, Operator Seluler Mengeluh, Minta Pemerintah Atur Tarif
Sejumlah opreator seluler mengeluhkan diskon tarif yang diberikan oleh SpaceX hingga 40 persen untuk Sstarlink yang baru beroprasi di Indonesia--antaranews.com
PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Sejumlah opreator seluler mengeluhkan diskon tarif yang diberikan oleh SpaceX hingga 40 persen untuk Sstarlink yang baru beroprasi di Indonesia.
Saat ini perusahaan penyedia jasa layanan internet berbasis satelit langsung, Starlink telah resmi beroperasi di Indonesia.
Diketahui SpaceX pun memberikan diskon 40 persen untuk perangkat keras Starlink, dari semula harganya Rp 7,8 juta menjadi Rp 4,68 juta.
Pembelian perangkat keras Starlink ini juga sudah satu paket dengan harga langganan per bulannya yang mencapai Rp 750 ribu.
BACA JUGA:Tak Naik Tesla, Elon Musk Dijemput Alphard Datang ke WWF 2024, Mobil Listrik Hyundai Jadi Pengawal
Hal tersebut pun dikeluhkan oleh beberapa operator seluler yang sudah eksis di Indonesia sebelumnya salahsatunya XL Axiata.
Menurut Group Head Corporate Communications XL Axiata, Reza Mirza, mengatakan kehadiran suatu teknologi baru memang sebuah keniscayaan.
"Kami berharap agar kehadiran Starlink di Indonesia bisa membuka potensi untuk berkolaborasi, sehingga membawa manfaat yang nyata bagi masyarakat dan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia," ujar Reza, Rabu, 23 Mei 2024.
Kendati begitu, terkait Starlink yang banting harga perangkat keras, operator seluler menyoroti agar pemerintah bisa melakukan kontrol pada struktur tarif Starlink.
BACA JUGA:Bukan Tesla, Elon Musk Janjikan Investasi Perusahaan Lain di Indonesia Saat Bertemu Jokowi
"Harapan kami adalah perlunya penerapan regulasi yang seimbang dari pemerintah sehingga tercipta adanya playing field yang sama antara Starlink tersebut dengan operator yang ada, seperti dikenakan PNBP sektor telekomunikasi (BHP, USO, BHP Telekomunikasi), TKDN dan lain lain," jelasnya.
Reza, pun berharap pemerintah bisa memfasilitasi agar layanan milik Elon Musk itu diwajibkan bekerjasama dengan operator untuk layanan Business to Consumer (B2C) dan Business to Business (B2B), serta melakukan kontrol terhadap struktur tarif Starlink
"Sehingga tidak berpotensi mengancam keberlangsungan usaha telekomunikasi nasional. Intinya, kami sangat mengharapkan pemerintah seyogyanya dapat bertindak sebagai pengadil untuk memastikan adanya equal playing field semua tersebut," ungkapnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informasi (Dirjen PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Wayan Toni Supriyanto pun merespon terkait SpaceX banting harga perangkat keras Starlink.
Sumber: