PGN dan KLHK Bersinergi Gaungkan Bijak Penggunaan Plastik Jaga Kelestarian Lingkungan

PGN dan KLHK Bersinergi Gaungkan Bijak Penggunaan Plastik Jaga Kelestarian Lingkungan

Sekretaris Ditjen PPKL KLHK Tulus Laksono dalam Talkshow "Planet vs Plastik"di Kantor PGN Pusat pada Jumat 3 Mei 2024.--dokumen/radarpalembang.com

JAKARTA, RADARPALEMBANG.COMPT PGN Tbk berkomitmen dalam menerapkan aspek Environtmental, Social, and Governance (ESG) dalam menjalankan perannya menyalurkan gas bumi.

PGN yang merupakan subholding gas pertamina satu suara dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta pegiat lingkungan hidup untuk mengkampanyekan ramah lingkungan dan menyayangi bumi.

Dalam peringatan Hari Bumi, secara khusus mengajak untuk lebih bijaksana dalam menggunakan plastik .

Plastik yang sudah menjadi limbah merupakan salah satu limbah terbesar yang sulit terurai, sehingga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

BACA JUGA:Produksi Gas Bumi Menurun, PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri Hadapi Risiko Geopolitik

Hal ini diungkapkan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PPKL KLHK).

Bahwa Indonesia merupakan negara dengan penyumbang sampah terbesar kedua di dunia setelah China, salah satunya karena penggunaan plastik yang masih sangat tinggi.

“Persentase sampah plastik dari total semua jumlah sampah adalah 18,7 persen.

Jadi kalau sampah sebesar 19 juta ton per tahun, maka plastiknya 18,7 persen,” ungkap Sekretaris Ditjen PPKL KLHK Tulus Laksono dalam Talkshow "Planet vs Plastik"di Kantor PGN Pusat, Jumat 3 Mei 2024.

BACA JUGA:PGN Catatkan Kinerja Konsolidasi Pendapatan USD 3,65 miliar Sepanjang Tahun 2023

KLHK sangat concern terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.

Seluruh lapisan Masyarakat wajib menjaga kesehatan bumi dan lingkungan dengan Pemerintah memiliki porsi lebih yang diatur dalam Undang-Undang.

“Kepedulian lingkungan bisa dimulai dari hal-hal kecil di rumah. Sampah yang non organik bisa dipilah kemudian ditaruh di bank sampah.

Saat ini banyak bank sampah digalakkan di masyarakat, ini juga efektif diterapkan untuk anak-anak di sekolah. Dukungan swasta dan berbagai pihak penting untuk menangani polusi termasuk sampah plastik,” ujar Tulus.

Sumber: