I'tikaf, Menemukan Jati Diri dan Kedekatan dengan Allah SWT di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

I'tikaf, Menemukan Jati Diri dan Kedekatan dengan Allah SWT di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Kegiatan i'tikaf yang dilakukan di 10 hari terakhir ramadhan dengan tujuan lebih mendekatkan diri kepada SWT.--

Di mana ia memiliki misi, untuk berupaya menyamakan dirinya layaknya malaikat yang tidak bermaksiat kepada Allah, mengerjakan semua perintah Allah, bertasbih siang malam tanpa henti,” kata Isnan.

Para ulama sepakat bahwa praktek Itikaf disyariatkan di dalam Islam. Sebagaimana termaktub dalam al-Quran dan Sunnah.

“Dan telah Kami perintahkan kepada lbrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud" (QS. Al-Baqarah ayat 125)

BACA JUGA:Pasar Bedug Ramadhan, Bank Sumsel Babel Syariah dan Kantor Kecamatan Sako Hadirkan Gratis Sembako

Rukun l'tikaf dan Syarat-syaratnya

Pada umumnya para ulama menyepakati bahwa dalam ibadah i'tikaf, ada empat rukun yang harus dipenuhi.

Yaitu Orang yang beri'tikaf, Niat beri'tikaf, Tempat i'tikaf, dan Menetap di tempat i'tikaf.

Namun Mazhab Maliki menambahkan satu rukun lagi, yaitu puasa.

Maksudnya, yang namanya beri\'tikaf itu harus dengan cara berpuasa juga.

Orang yang beritikaf

Para ulama menetapkan bahwa syarat dari sahnya seseorang sebagai Mu’takif adalah muslim, akil, mumayyiz dan suci dari hadats besar.

BACA JUGA:Tebar Berkah Ramadhan 1445 H, Bank Mandiri Santuni 750 Anak Yatim dan Duafa di Region II Sumatera 2

Niat Beri'tikaf

Para ulama umumnya sepakat bahwa niat adalah amalan yang harus dilakukan saat beri'tikaf.

Meskipun secara status, para ulama berbeda pendapat. Menurut mayoritas ulama (Maliki, Syafi'i, Hanbali) niat adalah bagian dari rukun i'tikaf. Sedangkan Mazhab Hanafi menempatkan niat sebagai syarat i'tikaf.

Sumber: