Perbedaan LFP dengan Nikel, Bahan Baku Baterai Listrik yang Ramai Diperbincangkan Usai Debat Cawapres 2024
Perbedaan antara LFP dengan Nikel sebagai bahan baku dalam pembuatan baterai listrik menjadi ramai diperbincangkan usai debat Cawapres 2024--
PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Perbedaan antara LFP dengan Nikel sebagai bahan baku dalam pembuatan baterai listrik menjadi ramai diperbincangkan usai debat Cawapres 2024.
Usai depan calon wakil presiden (Cawapres) 2024 banyak isu menarik yang diperbincangkan, salah satunya mengenai keberlangsungan industri mobil listrik.
Perdebatan tersebut membahas mengenai perbandingan atau perbedaan dari Lithium iron-phosphate (LFP) dengan nikel sebagai bahan utama pembuatan baterai listrik.
Pembahasan mengenai bahan baku pembuatan baterai listrik ini cukup menarik mengingat di Indonesia ekosistem kendaraan listrik berkembang sangat masif dan cepat saat ini.
Selain itu diketahui Indonesia memiliki cadangan Nikel yang berlimpah dan jadi peluang besar untuk Indonesia menjadi Produsen baterai listrik terbesar di Dunia.
Namun tak dapat dipungkiri juga saat ini trend produsen mobil listrik yang mulai melirik penggunaan Lithium iron-phosphate (LFP) yang digadang-gadang akan berkembang pesat dimasa depan.
Beberapa perodusen mobil listrik saat ini sudah meninggalkan baterai listrik berbasis Nikel sebagai komponen utamanya dan beralih menggunakan baterai listrik berbasis Lithium Iron Phosphate (LFP).
Seperti contoh salah satu produsen mobil listrik Wuling dan BYD yang kini telah menggunakan baterai berjenis LFP untuk semua jenis mobil listriknya.
Akan tetapi juga masih ada produsen mobil listrik yang setia menggunakan baterai berbasis Nikel, seperti pabrikan mobil listrik Hyundai.
Lantas apa yang membuat para produsen mobil listrik beralih menggunakan baterai berjenis LFP mengingat dari sisi komposisinya miirip seperti lithium-ion (Li-ion).
Perbedaannya terdapat pada penyusunan katoda dan anoda, Baterai Li-ion menggunakan nikel, mangan, dan kobalt (NMC), sedangkan baterai LFP, menggunkan fosfat untuk penyusunan katoda dan karbon buat anoda.
BACA JUGA:Wow! Mobil Listrik Ini Diklaim Paling Irit, Perjalanan Jakarta-Semarang Cukup 1 Kali Ngecas
Banyak pabrikan yang akhirnya memilih menggnakan baterai LFP karena dianggap lebih ramah lingkungan dan lebih mudah didaur ulang dibanding bahan-bahan di baterai Li-ion.
Sumber: