Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Nomor 1 Ini Dulunya Termiskin Nomor 3 di Dunia, Begini Cara Mereka Bangkit
Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Nomor 1 Ini Dulunya Termiskin Nomor 3 di Dunia--
PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Beginilah cara Botswana bangkit dari negara termiskin nomor 3 di Dunia menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi nomor 1 paling pesat di dunia.
Negara botswana merupakan negara yang terletak di benua Afrika, yang baru merdeka pada tahun 1966.
Saat baru merdeka Botswana merupakan negara termiskin nomor 3 di dunia dengan pendapatan perkapita tidak mencapai 10 persen dari rata-rata negara lain di dunia.
Dari 570.000 penduduk Botswana pada saat itu sebanyak 72 persen penduduknya tidak berpendidikan, dimana hanya terdapat 0,1 persen rakyatnya yang lulus SMA dan hanya sebanyak 24 orang saja yang sempat menikmati bangku kuliah.
Jalan aspal pada negara tersebut hanya sepanjang 10 km saja, selebihnya hamparan padang rumput dan savana.
Kemudian dari semua wilayah negara tersebut hanya 4 persen saja wilayah mereka yang subur, dimana selebihnya tidak dapat ditanami apapun.
Wilayah Negara Botswana juga tidak memiliki laut dan terkurung oleh negara lain yang sering berkonflik.
Namun terlepas dari semua keterbatasan tersebut, sejak Merdeka Negara Botswana mampu untuk bangkit dan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi nomor 1 paling pesat di dunia sepanjang lebih dari 30 tahun terakhir.
Negara Botswana juga menjadi teladan bagi banyak negara lain di benua Afrika, kesejahteraan masyarakat dari negara ini tumbuh 10.000 persen atau 100 kali lipat sejak kemerdekaannya.
Infrastruktur yang dulunya hanya memiliki jalan aspal 10 km, saat ini sudah memiliki lebih dari 9000 km jalan yang beraspal.
Kemudian ketika negara tetangganya sering mengalami perperangan dan juga pemberontakan, Botswana berhasil menjadi negara pertama di Benua Afrika yang sukses menyelenggarakan pemilu atau memilih pemimpin secara demokratis.
Botswana juga menjadi negara Afrika yang berhasil melepas ketergantungan bantuan luar negeri, dimana dulunya bertgantung 100 persen, saat ini hanya bergantung 3 persen saja.
Sumber: