Mengulas Memori Pulau Galang, Dari Tempat Pengungsian Vietnam Bertransformasi Jadi Destinasi Wisata

Mengulas Memori Pulau Galang, Dari Tempat Pengungsian Vietnam Bertransformasi Jadi Destinasi Wisata

Pulau Galang merupakan sebuah pulau yang erat kaitannya dengan sejarah pengungsi Vietnam, namun saat ini pulau Galang sudah menjadi sebuah tempat wisata--

Komplek yang dibangun untuk pengungsi Vietnam tersebut saat ini sudah dijadikan Pemerintah Indonesia sebagai tempat pusat pelatihan kepada calon pekerja migran sebelum mereka berangkat ke luar negeri untuk bekerja atau sebagai TKI.

BACA JUGA:Rekomendasi 8 Tempat Wisata di Lampung Selatan, Surganya Wisata Alam, Lagi Hits Banget Lho!

Pada pulau Galang juga terdapat Museum Pusat Pulau Galang yang didirikan untuk menyajikan sejarah pengungsian pengungsi Vietnam pada tahun 1970. 

Dimana Museum ini menyimpan sejumlah artefak, dokumentasi, dan informasi terkait dengan sejarah pengungsian tersebut.

Karena terdapatnya sebuah museum, seiring berjalanan waktu Pulau Galang telah menjadi destinasi pariwisata dengan menyajikan sejumlah kegiatan budaya Vietnam dan acara yang diadakan untuk mengenang sejarahnya. 

Pulau Galang juga menjadi tempat destinasi wisata karena memiliki Keindahan alam pulau, pantai, dan fasilitas rekreasi yang dapat menarik wisatawan untuk berwisata.

Pengaruh sejarah pengungsian Vietnam menjadi peninggalan warisan sejarah dan kebudayaan bagi Pulai ini.

Karena pernah dijadikan sebagai tempat pengungsian beberapa puluh tahun silam, Wakil Presiden Ma’ruf Amin memberikan pilihan untuk pengungsi Rohingya.

BACA JUGA:8 Pilihan Objek Wisata yang Menarik Dikunjungi di Minang Kabau, Ada Jembatan Siti Nurbaya

Namun Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md mengatakan kepada publik abhwa Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau tidak akan menjadi tempat pengungsi Rohingya.

Menanggapi kasus peningkatan pengungsi dari Rohingya ini Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan terus mengutamakan kepentingan masyarakat setempat dalam menangani para pengungsi.

Presiden Jokowi juga mengira bahwa hal ini juga diduga kuat adanya keterlibatan jaringan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dalam pengungsian ini.

Dapat diketahui bahwa etnis Rohingya merupakan sebuah kelompok etnis minoritas Muslim di Myanmar.

Masyarakat Rohingya ini menghadapi situasi yang sangat sulit dan sering kali bermasalah karena Rohingya telah menjadi korban konflik etnis dan agama di Myanmar. 

BACA JUGA:Lupakan Stres karena Tagihan Pinjol, 5 Tempat Wisata di Palembang Tawarkan Sensasi Berbeda, Kamu Wajib Coba

Sumber: