5 Persembahan di Kelenteng, Jangan Salah Arti, Pahami agar Sembahyang Dewa-Dewi Lebih Bermakna
Masyarakat Tionghoa menggunakan dupa saat sembahyang di keleteng sebagai lambang dari keselamatan.--istockphoto.com
Bahan bakar yang mengeluarkan asap dan berbau harum ini paling banyak digunakan.
Dupa bagi masyarakat Tionghoa memiliki banyak arti.
Jumlah yang dibakar pun bisa sangat beragam. Ada yang hanya satu dupa yang melambangkan keselamatan atau selamat jaya.
Lalu ada juga yang membakar tiga batang saat sembahayang.
Tiga dupa melambangkan langit, manusia, dan bumi.
Selain jumlah, ada juga bentuk ukuran dan jenis dupa. Mulai dari yang kecil hingga besar, berbentuk gagang atau melingkar spiral.
Kalau diperhatikan, biasanya di banyak kelenteng memakai dupa bergagang merah dengan garu merah atau kuning.
BACA JUGA:Shio yang Kena Ciong di Tahun 2024, Simak Jadwal Sembahyang Ciong dan Manfaatnya
Sedangkan dupa bergagang hijau dengan garu kuning digunakan untuk sembahyang jenazah.
KUE
Persembahan lain yang ada di kelenteng saat sembahyang Dewa-Dewi yakni kue.
Banyak kue yang dipersembahkan, tapi yang lazim digunakan ada kue lapir, kue mangkok, dan kue ku.
Kue-kue ini memiliki arti tersendiri. Kue lapir mengandung arti harapan agar mendapat rezeki berlapis-lapis.
BACA JUGA:Jadwal Sembahyang Tionghoa di Bulan Desember 2023, Ada Perayaan Ronde atau Festival Dong Zhi
Sumber: