5 Persembahan di Kelenteng, Jangan Salah Arti, Pahami agar Sembahyang Dewa-Dewi Lebih Bermakna

5 Persembahan di Kelenteng, Jangan Salah Arti, Pahami agar Sembahyang Dewa-Dewi Lebih Bermakna

Masyarakat Tionghoa menggunakan dupa saat sembahyang di keleteng sebagai lambang dari keselamatan.--istockphoto.com

Lalu kue mangkok, yang mempunyai arti sebagai harapan agar kehidupan bisa berkembang seperti bunga yang sedang mekar.

Sedangkan kue ku yang berbentuk seperti cangkang kura-kura merupakan lambang dari umur yang panjang.

Itulah tiga kue yang lazim digunakan saat sembahyang di kelenteng, ada banyak kue lain yang bisa juga sebagai persembahan, tergantung keperluan dan kepercayaan masing-masing.

BUAH-BUAHAN

Secara umum masyarakat Tionghoa saat sembahyang di kelenteng menggunakan lima buah sebagai lambang dari u fuk.

BACA JUGA:Lengkap, Jadwal Sembahyang Hari Raya Tionghoa dan Sembahyang Dewa-Dewi Tahun 2024

Yakni, lima rezeki yang paling didambakan manusia, fu, lu, shou, cai, ting.

Aneka buah yang biasa jadi persembahan adalah jeruk, apel, pir, mangga, anggur, ketimun,  nanas, dan pisang.

Bisa juga menggunakan buah lain, tinggal menyesuaikan dengan keadaan.

Hanya saja, yang menjadi catatan adalah masyarakat Tionghoa menghindari menggunakan buah berduri.

BACA JUGA:Tradisi Festival Kue Bulan yang Sesuai Jadwal Sembahyang Tionghoa akan Dirayakan September 2023

Hal ini terkait dengan harapan agar hidup ini bisa berjalan lancar dan mulus, tanpa duri yang menghadang.

TEH

Teh menjadi salah satu persembahan di kelenteng saat sembahyang karena melambangkan lima kebahagiaan. Ini kalau menggunakan lima cangkir teh saat persembahan.

Ada juga yang memakai tiga cangkir teh  ditambah dengan tiga cangkir ciu, sebagai lambang dari bentuk kesembingan antara yin dan yang.

Sumber: