Starbucks, Kedai Kopi yang Tetap Laris Walau Harganya Lumayan, Masuk Daftar Pro Israel

Starbucks, Kedai Kopi yang Tetap Laris Walau Harganya Lumayan, Masuk Daftar Pro Israel

Starbucks coffee--

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Starbucks adalah kedai kopi yang tetap laris walau harganya lumayan.

Starbucks bertahan hingga kini bahkan ketika terjadi berbagai gempuran dari coffeeshop baru yang terus meningkat jumlahnya.

Memberikan pengalaman yang konsisten, mempertahankan kualitas premium, memberikan promo, hingga strategi viral marketing dimanfaatkan dengan baik oleh brand legendaris yang satu ini. 

Namun Starbucks masuk dalam daftar boikot produk pro Israel, termasuk di Indonesia. Seruan aksi boikot ini pun semakin meluas dan mendunia akhir-akhir ini.

BACA JUGA:CATAT! Ini Produk Pro Israel Mulai dari Susu Bayi, Kosmetik, Makanan dan Minuman hingga Bumbu Dapur

Nah, saat mengunjungi mall, ketika di bandara, di hotel atau di beberapa tempat strategis lain mungkin kamu akan melihat salah satu empat ngopi dengan logo khas warna hijau alias Starbucks.

Tempat ngopi asal Amerika ini seringnya memang ditemui di tempat-tempat tersebut karena menyasar target pasar menengah ke atas sesuai dengan harga yang mereka tawarkan.

Meskipun demikian, target tersebut mungkin makin meluas karena jika diperhatikan lagi kini ada semakin banyak pelajar yang belum berpenghasilan juga nongkrong di sana.

Walaupun memiliki harga yang mahal dan dengan banyaknya pesaing baru yang bermunculan, tapi kedai kopi ini tetap eksis dan ramai memiliki pengunjung.

BACA JUGA: Starbucks Ikut Juga Diboikot, Disebut Masuk Daftar Pro Israel, Ini Alasannya

Sebenarnya apa sih strategi marketing yang mereka gunakan untuk tetap mempertahankan posisinya? Simak penjelasan berikut ini!

1. Logo yang berwarna hijau digunakan sebagai alat branding.

Saat ini mungkin ada banyak kedai kopi baru yang memilih desain logo minimalis untuk mengenalkan brand-nya.

Starbucks justru konsisten menggunakan logo klasik berupa ikan duyung bernama Siren, walaupun desain tersebut sudah berubah sebanyak 4 kali selama 47 tahun.

Sumber: