Karhutla Sumsel, Nama Bangsa Indonesia Dipertaruhkan, Wanti-wanti Efek Jangka Panjang

Karhutla Sumsel, Nama Bangsa Indonesia Dipertaruhkan, Wanti-wanti Efek Jangka Panjang

Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni (kiri) saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Pengendalian Karhutla Provinsi Sumsel di Graha Sumsel Jakarta.-humas pemprov sumsel-

JAKARTA, RADARPALEMBANG.COM - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel menjadi sebuah pertaruhan bagi nama baik daerah dan bangsa Indonesia.

Dampat karhutla ini bukan hanya mengganggu kesehatan, tapi juga perekonomian yang lebih besar. Semua berkaitan dengan nama baik bangsa Indonesia di mata dunia.

Khusus untuk kesehatan, dampak dari polusi asap menyebabkan ganggung pernafasan yang bisa memiliki efek jangka panjang.

Penjabat Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni menyebut upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan hal yang mendesak. Ini dikarenakan menyangkut citra dan nama baik daerah, bahkan bangsa Indonesia di mata dunia.

"Dampak karhutla begitu banyak, selain terkait dengan investasi, kesehatan, keselamatan jiwa bahkan menyangkut nama baik daerah dan bangsa Indonesia," kata Fatoni saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Pengendalian Karhutla Provinsi Sumsel di Graha Sumsel Jakarta, Minggu (8/10/2023).

Dalam rapat ini turut hadir sejumlah perwakilan dari perusahaan yang beroperasi di Palembang. Fatoni juga mengharapkan kontribusi aktif pihak korporasi untuk tetap komitmen, sinergi bersama pemerintah dalam penanggulangan karhutla.

BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Selamatkan 17 Titik Lahan Terbakar, Bantu Pemadaman Karhutla di Sumsel

Melalui rakor ini, Fatoni bersama puluhan perusahaan swasta bekerjasama mencari solusi dalam percepatan pengendalian karhutla. Salah satu hasil kesimpulan dari rapat tersebut adalah berkomitmen dalam penanggulangan karhutla di wilayahnya.

Kesimpulan lainnya, Fatoni mendukung tiga upaya penanggulangan karhutla yang telah diterapkan Polda Sumsel yakni mitigasi, investigasi dan eehabilitasi. Kemudian, Fatoni juga meminta anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk mengirimkan data jumlah embung yang ada.

"Kita juga minta seluruh anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia  (GAPKI) mengirimkan data personal untuk kontak person perusahaan dan serta data jumlah embung yang ada," ucap Fatoni.

Selain itu, Fatoni juga memastikan Pangdam II/Sriwijaya segera menerjunkan 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) yang berjumlah 350 personel mulai tanggal 11 Oktober sebagai upaya penanggulangan Karhutla.

"Kebutuhan anggaran dan peralatan ini akan dibantu oleh pihak perusahaan," ujar Fatoni.

BACA JUGA:Tim Fire Fighter Pusri Terlibat Aktif Bantu Padamkan Karhutla di Ogan Ilir

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengendalian Kerusakan Lahan KLHK Edi Nugroho menyebut 4 titik prioritas penanganan Karhutla di Sumsel di antaranya PT Waringin Agro Jaya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kedua area Suaka Margasatwa Padang Sugihan, ketiga ruas jalan tol Palembang-Kayuagung, tol Indralaya-Prabumulih dan Jalan Lintas Timur Sumatera serta keempat area PT Banyu Kahuripan Indonesia Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin. 

"Saya harap bantuan pemadaman ini dapat dilakukan lebih awal. Saat ini kita sudah buat semua rancangan penanganan karhutla di titik-titik tersebut," harapnya.

Turut hadir dalam Rakor kali ini Kepala Dinas Perkebunan Sumsel, Kepala Dinas Kehutanan Sumsel, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Sumsel. Selain itu hadir juga  perwakilan dari berbagai perusahaan yang beroperasi di Sumsel diantaranya PT Sinarmas, PT Bukit Asam Tbk, PT Lonsum, PT Hindoli, PT Sampoerna Agro, PT Tania Selatan dan PT Laju Perdana Indah. (*)

Sumber: