Ricky: BI Sumsel Komitmen Jaga Inflasi dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Ricky: BI Sumsel Komitmen Jaga Inflasi dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (BI Sumsel), Ricky P Gozali (tengah), saat bincang dengan media massa di Ruang Serbaguna Lantai 4 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Jalan Jenderal Sudirman No. 510 Kota P-Salamun Sajati/radarpalembang.disway-

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Bank Indonesia (BI) Sumsel berkomitmen menjaga inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap positif ditengah gejolak ekonomi global.

"Global tetap positif tapi lebih kecil growth-nya (pertumbuhan ekonomi) dibandingkan tahun sebelumnya (2022) 3,5 persen,"kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (BI Sumsel), Ricky P Gozali, Selasa 8 Agustus 2023.

Pada tahun ini, sambung Ricky P Gozali, (target pertumbuhan ekonomi global) menjadi 2,7 persen (2023), lebih kecil tapi tetap growth (pertumbuhan ekonomi).

Sejumlah hal menjadi perhatian dari Bank Indonesia terkait tren pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2023 yang sedikit lebih rendah dibandingkan target dan capaian tahun sebelumnya.

BACA JUGA:Survei Konsumen Juli Turun, BI Sumsel Tetap Optimis Ekspektasi Masyarakat

"Antisipasi geopolitik yang sedang berlangsung, pertumbuhan global tetap naik tapi sedikit kita perhatikan konsumsi rumah tangga di Amerika Serikat mulai naik,"ulas Ricky P Gozali.

Tekanan pertumbuhan ekonomi global yang mengacu ke realisasi di Amerika Serikat akan ada datang  dari tingkat suku bunga acuan The Fed yang diperkirakan masih akan tetap tinggi.

"Tapi suku bunga masih akan tetap diatas, masih tinggi, inilah yang menjadi perhatian dunia,"ungkap Ricky P Gozali.

The Fed, bank sentralnya Amerika Serikat, pada bulan lalu, pertengahan Juli 2023 telah menaikkan suku bunga acuan 25 bps (basis points) ke kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen.

BACA JUGA:Tarif MDR QRIS 0,3 Persen, BI Sumsel Himbau Jangan Bebankan ke Konsumen

Tingkat suku bunga acuan The Fed tersebut akan menjadi ancaman bagi suku bunga acuan dalam negeri dari Bank Indonesia, dengan selisih cukup dekat.

Dengan selisih cukup dekat tersebut, diperkirakan akan mempengaruhi aliran dana asing di dalam negeri, sehingga berpotensi dalam negeri kembali menaikan suku bunga acuannya untuk menarik minat investor masuk dan mempertahankan dana mereka.

Diketahui, melansir dari laman resmi Bank Indonesia di bi.go.id, berdasarkan rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Juni 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen.

Selain itu, RDG Bank Indonesia pada Juni lalu juga memituskan suku bunga Deposit Facility sebesar 5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,5 persen. 

Sumber: