Penanganan Stunting Belum Optimal, Jokowi Targetkan Angka Stunting Nasional Turun 14 Persen

Penanganan Stunting Belum Optimal, Jokowi Targetkan Angka Stunting Nasional Turun 14 Persen

Jokowi menargetkan angka stunting nasional hingga 2024 turun hingga mencapai 14 persen.--

JAKARTA, RADARPALEMBANG.COM - Stunting adalah gizi kronis yang menjadi sorotan dunia. Presiden Joko Widodo dikabarkan kesal karena penanganan Stunting di Indonesia masih belum optimal.

Sementara anggaran stunting lebih banyak digunakan untuk perjalanan dinas dan rapat.

Dan sebelumnya Jokowi telah menargetkan penurunan angka stunting hingga 2024 harus mencapai 14%.

Kira-kira kenapa stunting ini membuat Presiden Jokowi kesal? Yuk, simak ulasan lengkap tentang isu kesehatan global yang satu ini.

BACA JUGA:Sumsel Terus Gencar Edukasi, Angka Stunting Turun 6,2 Persen

Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Seorang anak dikatakan stunting jika tinggi badannya menurut umurnya lebih dari dua standar deviasi di bawah standar pertumbuhan anak.

Mengutip dari liputan6.com, sampai saat ini angka stunting di Indonesia masih terbilang sangat tinggi.

Pada 2022 lalu tercatat kasus stunting di Indonesia mencapai 24,4% dari total 23 juta anak balita.
BACA JUGA:Launching 100 Persen Kampung Keluarga Berkualitas, PALI Bersiap Zero Stunting

Pencegahan dan penurunan angka stunting di Indonesia menjadi perhatian bagi seluruh elemen agar berperan aktif memerangi stunting di Indonesia.

Hingga penting untuk mengetahui penyebab, gejala serta langkah pencegahan stunting.

Penyebab Stunting

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, stunting disebabkan oleh dua faktor, yaitu genetik dan hormonal. Selain disebabkan oleh genetik, stunting juga dapat disebabkan oleh lingkungan.

BACA JUGA:Sukses Turunkan Prevelensi Stunting, OKI Optimis Capai Target Nasional

Kondisi lingkungan menjadi salah satu aspek yang berperan dalam kasus stunting, termasuk di antaranya status gizi, pola pemberian makan anak, kebersihan lingkungan. Namun kondisi tersebut masih dapat diintervensi untuk mengatasi stunting.

Yang menjadi catatan penting dan perlu diingat, sebagian besar penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi.

Ini termasuk asupan mineral dan vitamin, sumber protein dan pangan hewani, yang berlangsung sejak janin masih dalam kandungan hingga kehidupan anak pada 1.000 hari pertama setelah lahir.

BACA JUGA:Keluar dari Zona Terbanyak, Pemkab OKI Beber Kiat Turunkan Stunting

Faktor Risiko Stunting

   1.  Berat badan ibu yang tidak bertambah selama hamil.
    2. Kurangnya edukasi tentang stunting.
    3. Kurangnya akses ke layanan kesehatan.
    4. Hidup di lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan akses air bersih tidaklah mudah.
    5. Tidak mendapat ASI eksklusif sejak lahir.
    6. Tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
    7. Menderita penyakit yang mengganggu penyerapan nutrisi.

Sumber: