Keluar dari Zona Terbanyak, Pemkab OKI Beber Kiat Turunkan Stunting

Keluar dari Zona Terbanyak, Pemkab OKI Beber Kiat Turunkan Stunting

Pemkab OKI dalam menyelesaikan persoalan stunting dengan adanya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten dan Kecamatan serta Desa/Kelurahan oleh Bupati OKI. -humas oki-

KAYUAGUNG, RADARPALEMBANG.COM – Penurunan signifikan stunting di OKI berkat upaya kolabaratif berbagai sektor.

"Penanganan stunting dari hulu ke hilir, secara konvergensi atau lintas sektoral," ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) OKI HM Lubis, kemarin.

Lubis menerangkan keseriusan Pemkab OKI dalam menyelesaikan persoalan stunting dengan adanya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten dan Kecamatan serta Desa/Kelurahan oleh Bupati OKI.

Infrastruktur dan lembaga yang ada, lanjutnya, bergerak untuk memudahkan menyelesaikan persoalan stunting.

BACA JUGA:Respon Bupati OKI Iskandar Saat Presiden Sebut Kepala Daerah Turun ke Lapangan

 

Dari lingkungan mulai dari air bersih, jamban keluarga, sanitasi, rumah yang sehat, kecukupan gizi ibu hamil dan balita melalui kerja terintegrasi dan  terkonsolidasi.

Pemkab OKI juga mengerahkan sebanyak 1.806 orang Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang  bertugas mendampingi 4.200 Rukun Tetangga (RT) tersebar di 327 desa di wilayah OKI.

"Mereka ini mendampingi keluarga yang dikategorikan mengalami hingga rentan stunting, agar ada perubahan perilaku agar hidup lebih sehat dan memperhatikan tumbuh kembang anak di 1.000 hari pertama kehidupan," jelas Lubis.

Kiat sukses lainnya penurunan stunting di OKI berkat pendampingan mulai dari hulu. Berkolaborasi dengan Kementrian Agama, Pemkab OKI menggagas program program "Cegah Stunting dan Tingkatan Kualitas Keluarga dengan Terencana" atau (Canting Kencana).

BACA JUGA:Dua Menteri Puji Gubernur Herman Deru, Langsung Minta Contoh Sumsel

 

"Canting Kencana" itu pendampingan para calon pengantin. 3 bulan sebelum menikah, calon pengantin harus diperiksa kesehatannya  dengan petugas kesehatan kalau anemia/kurang darah dan KEK (kurang gizi kronis) untuk menunda kehamilan dulu demi kesehatan ibu dan bayi sampai gizi tercukupi," terang Lubis.

Tim pendamping keluarga ini terdiri dari kader KB, bidan, TP PKK desa, Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertugas memberikan edukasi dan konsultasi hingga pengecekan kesehatan calon pengantin.

Sumber: