Sufmi Dasco Ahmad: Kekuatan Gerindra Ada Digenerasi Muda

Sufmi Dasco Ahmad: Kekuatan Gerindra Ada Digenerasi Muda

Sufmi Dasco Ahmad Ketua Harian DPP Partai Gerindra akan mengulik seputar isu-isu terkait pemilih muda dan Pemilu 2024--

Contohnya banyak, nanti kalau kita diikutin partai yang lain kan rugi. Karena kami menciptakan formula itu, ya, melakukan yang pemilih pemula suka dan masuk ke dunia pemilih pemula itu tidak gampang.

Kami melakukan observasi cukup lama. Tanpa pemilih pemula ini sadar kalau kita terang-terangan 'yuk kita Pemilu, yuk kita pilih Prabowo, yuk kita ini,' mereka pasti akan antipati lebih dahulu.

Kita akan masuk dan melibatkan mereka. Mereka terlibat tanpa kemudian merasa terpaksa.

Mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang disukai tetapi kita juga melakukan pendekatan-pendekatan yang mereka suka juga.

Kira-kira seperti itu, sehingga alhamdulillah ini tergiring. Nah, saya enggak bisa buka dong entar ditiru yang lain.

Apakah pendekatan kepada pemilih muda ini hanya gimik belaka tanpa program konkret? Tidak.

Kita kan tahu bahwa pemilih pemula ini potensial suaranya, sangat besar, sehingga kita serius menggarap itu. Namun, kita tahu bahwa pemilih pemula itu akan sebal kalau kita ngomong kok kita akan lakukan ini untuk pemilih pemula, mengambil hati dan suara, pasti mereka sebal.

Kita tidak pernah ngomong begitu kok. Kita masuk dan melakukan yang mereka suka, kita masuk ke dunia mereka.

Preferensi pemilih muda telah bergeser, kini mereka menginginkan sosok pemimpin yang jujur dan antikorupsi. Bagaimana Anda melihat fenomena ini?

Kami melakukan survei yang sama sebenarnya, apa sih yang diharapkan oleh pemilih pemula terhadap calon presiden yang akan datang atau pemimpin Indonesia?

Untuk itu, kami melakukan program-program, sudah kita simulasi cara apa yang paling tepat untuk menyampaikan pesan kepada para pemilih pemula.

Silakan mereka melakukan kegiatan mereka, silakan mereka melakukan aktivitas mereka dengan tenang, silakan mereka bermimpi dengan mimpi-mimpi yang banyak untuk kemajuan, tapi percayakan pemimpin yang akan memimpin negaranya kepada ini (Prabowo), misalnya gitu.

Itu kita ada. Simulasi-simulasi yang dilakukan itu menurunkan beberapa strategi yang kita jalankan, sehingga kami bukan mau ngomong gegabah bahwa strategi itu pas, tapi paling tidak mendekati.

Kalau dilihat dari elektabilitas kenaikan suara partai maupun Pak Prabowo itu nanti kan biasanya kan lembaga survei atau surveyor kan tahu dan bisa kelihatan ceruk suara anak muda itu berapa persen dari hasil survei.

Apakah Gerindra dan Prabowo menjadikan prinsip antikorupsi sebagai platform bersama?

Sumber: