Layanan PayLater Digandrungi Milenial dan Gen-Z, Prediksi Tumbuh 30 Persen di 2025

Layanan PayLater Digandrungi Milenial dan Gen-Z, Prediksi Tumbuh 30 Persen di 2025

Layanan Paylater digandrungi milenial dan gen z dan diprediksi bisa tumbuh hingga 30 persen di tahun 2025.--

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.ID - Bisnis buy now paylater (BNPL) di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan positif dan diprediksi akan terus meningkat pada 2025.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh PEFINDO Biro Kredit (IdScore) hingga akhir tahun 2024, pertumbuhan fasilitas BNPL tercatat sebesar 24,53 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan total nilai portofolio kredit mencapai Rp 35,14 triliun.

Direktur Utama IdScore, Tan Glant Saputrahadi menjelaskan, angka tersebut mengindikasikan bahwa perilaku konsumtif masyarakat masih tinggi.

Pertumbuhan BNPL diproyeksikan akan mencapai 30 persen pada tahun 2025, sejalan dengan prediksi pertumbuhan portofolio kredit nasional yang juga diperkirakan mencapai dua digit.

BACA JUGA:5 Tips Bijak Belanja Kebutuhan Ramadan 2025 Pakai Paylater

BACA JUGA:Ini Cara Daftar PayLater TikTok dengan Mudah, Bisa Bayar dengan Cicilan

"Bank umum juga semakin agresif memasuki bisnis BNPL, dengan pertumbuhan year-on-year yang signifikan, mencapai 68,24 persen.

Saat ini bisnis BNPL semakin diterima dan diintegrasikan ke dalam layanan perbankan konvensional” ujar Glant.

Lebih jauh Glant mengungkapkan bahwa meskipun penetrasi BNPL masih terkonsentrasi di pulau Jawa, terutama wilayah Jabodetabek dengan share mencapai 31,71 persen, potensi pertumbuhan di wilayah lain masih sangat besar.

Dari sisi pengguna, generasi muda (Gen Z dan Milenial) masih dominan sebagai debitur BNPL.

BACA JUGA:Ini 5 Tips Pakai Paylater di 2025, Bikin Pengaturan Keuangan Makin Mudah dan Aman

BACA JUGA:Cari Tahu Paylater Ada di Aplikasi Apa Saja? Ini Daftar Layanan Paling Populer

"Tujuan penggunaan fasilitas BNPL pun beragam, seperti belanja e-commerce sebanyak 33 persen, pembelian tiket (termasuk travel) 21,1 persen dan transaksi lainnya seperti pembayaran via QRIS yang tercatat sebanyak 41,9 persen," ungkap Glant.

Kabar baik lainnya adalah tren non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah pada BNPL yang terus menunjukkan penurunan cukup signifikan.

Sumber: