Berdayakan Santri di Palembang Lewat Pelatihan Kewirausahaan dari Santri Dukung Ganjar

Berdayakan Santri di Palembang Lewat Pelatihan Kewirausahaan dari Santri Dukung Ganjar

Program pemberdayaan santri coba digalakkan sukarelawan Santri Dukung Ganjar (SDG) Sumatera Selatan (Sumsel).--Doc radarpalembang.disway.id

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Program pemberdayaan santri coba digalakkan sukarelawan Santri Dukung Ganjar (SDG) Sumatera Selatan (Sumsel). 

Salah satunya dengan menggelar berbagai pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan para santri.

Seperti yang dilakukan pada Sabtu, 8 April 2023 di Pondok Pesantren (Ponpes) Assanadiyah yang terletak di Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Pelembang, Sumatera Selatan.

Dalam kegiatan itu, sukarelawan memberikan pelatihan kewirausahaan untuk para santri Ponpes Assanadiyah. 

BACA JUGA:Relawan Desa Ganjar Dikukuhkan di 17 Kabupaten Kota di Sumatera Selatan

Dua jenis pelatihan diberikan, yaitu pelatihan menjahit dan pelatihan menjadi seorang barber atau tukang cukur.

Koordinator Wilayah SDG Sumsel, Faisal Tanjung menjelaskan bahwa untuk menunjang pelatihan, mereka juga turut memberikan bantuan beberapa mesin jahit dan mesin cukur kepada pihak ponpes. 

"Kami lihat para santriwan dan santriwati ini kebingungan setelah lulus. Santri ini mau kemana. Oleh karena itu, kami Santri Dukung Ganjar ikut mengarahkan para santri untuk bisa memiliki keterampilan sendiri, seperti menjahit dan mencukur rambut," ucap Faisal.

Faisal juga berharap agar pelatihan ini bisa memberikan keterampilan para santri sekaligus memotivasi mereka agar kelak bisa menciptakan usaha di bidang tersebut. 

BACA JUGA:PMN Dukung Ganjar Gelar Tausiah dan Buka Puasa Bersama Bareng Komintas Ojol di Sumsel

Hingga nantinya bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. 

Dalam pelatihan tersebut, SDG Sumsel mendatangkan mentor-mentor profesional untuk mengajarkan para santri. 

Masing-masing mentor adalah orang yang telah lama berkecimpung di bidang menjahit dan barber. 

Pelatihan berjalan interaktif karena para santri bukan sekadar diajarkan teori, namun juga berpraktik langsung menggunakan mesin jahit dan mesin cukur yang telah diberikan. 

Sumber: