Lantai Bursa AS Senin 23, Meret 2023 Atau Selasa WIB, Wall Street Turun Terseret Saham Bank, Nasdaq Menguat
ILUSTRASi perdagangan di lantai bursa Wall Street AS. ---- antara
NEWYORK, RADARPALEMBANG.COM – Sebagian besar saham di Wall Street mengalami penurunan pada akhir perdagangan Senin waktu Amerika atau Selasa WIB (Waktu Indonesia Barat.
Saham-saham perbankkan mengalami tekanan yang pemicunya adalah Runtuhnya Silicon Valley Bank. Investor khawatir akan menular pada sector moneter dan keuangan.
Kondisi itu membuat saham-saham perbankkan termasuk Bank-bank besar di AS. Kelompok yang sensitif terhadap suku bunga seperti real estat dan teknologi juga menguat.
BACA JUGA:DJPb Provinsi Sumsel Pamerkan 15 UMKM Binaan Kemenkeu
Sementara itum Nasdaq dilaporkan mengalami penguatan yang dipicu oleh harapan bak sentral Amerika The Fed (Federal Reserve) akan menurunkan suku bunga.
Mengutip Antara . penutupan tiba-tiba Perdagagangan SVB Financial ditutup secara mendadak pada Jumat, 10 Maret 2023 karena gagal meningkat modal. Hal itu membuat investor khawatir risiko yang sama akan dihadapi bank lain.
Gejolak dan tekanan finansial yang dialami SVB Financial akibat naiknya suku bunga The Fed secara gila-gilaan sejak satu tahun terakhir.
BACA JUGA:Jelang Puasa, Harga Emas Turun Lagi di Palembang, Berapa per Suku Hari Ini?
Kendati demikian para investor banyak juga yang berspekulasi The Fed akan melonggarkan suku bunga. Imblas hasil obligasi sejak 2 tahun terakhir terus anjlok.
Atas perisitiwa yang dialami oleh Silicon Valley Bank (SVB), regulator di Amerika Serikat berusaha melakukan intervensi untuk menjaga agar kepercayaan investor terhadap sistem perbankkan tidak anjlok.
Regulator mengumumkan akan member jaminan para deposan di SVB dpat mendapat akses dana. Pernyataan itu disampai pada Senin, 13 Maret 2023 waktu setempat.
Sementara itu, apakah The Fed akan menurunkan tingkat suku bungan sangat tergantung dara rilis data inflasi pada minggu depan. Jika inflasi naik, The Fed kemungkinan akan tetap menahan suku bunganya.
‘’The Fed akan berada pada posisi yang sulit jika ternyaindek harga konsumen naik dan angkanya buruk. Itu jauh akan lebih sulit dengan angka-angka indek harga konsumen,’’ungkap Timothy Holland dari Orion Advisor Solutions CIO.
Sumber: