Puisi Karya Tenaga Pendidik Bahasa Indonesia di Sekolah Kusuma Bangsa

Puisi Karya Tenaga Pendidik Bahasa Indonesia di Sekolah Kusuma Bangsa

-ist-

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COMGuru Bahasa Indonesia di Sekolah Kusuma Bangsa Palembang, juga memiliki karya sastra puisi. Kumpulan puisi dari lima tenaga pendidik ini menceritakan tentang banyak hal.

Berikut puisi karya tenaga pendidik Bahasa Indonesia di Sekolah Kusuma Bangsa Palembang.


Bulan Berkawan
Karya: Dian Meylia Rosiliani

Siapa bilang bulan sendirian?
Bulan tak sendiri
Ada matahari yang menemani

Bulan di malam hari
Matahari di siang hari
Mereka berteman

Berteman tak harus bersama
Berteman tak selalu beriringan
Berteman boleh saja berbeda

Bulan dan matahari berteman
Bulan dan matahari sejalan
Bulan dan matahari sepaham

Tidak hanya bulan dan matahari
Ada juga bintang gemintang
Mereka semua berkawan

BACA JUGA:Puisi Seni untuk Negeri Karya Tria Nova, Berharap Angan tanpa Kegagalan


Senyum di Kuburan
Karya : Surono

Seorang anak kecil
Memegang sapu
Berdiri di gerbang pemakaman umum

Dia tersenyum
Manis dan penuh bahagia

“Apa yg membuatmu tersenyum, Nak?”

Tanya sang ibu
Sambil menata kantong plastik
Berisi bunga tabur

“Sebentar lagi Ramadan, Bu”

BACA JUGA:Puisi Derita, Egitia Fitri Rerendo


Lukisan Hati
Karya: Nurhikmah Syanti
 
Indahnya mentari pagi
Bersama sentuhan awan berarak
Jadilah ia penghias hari

Pelipur angin yang kesepian
Sebab dedaun saja masih enggan menyapa
Aku terjaga dari puluhan kantuk

Rinduku lelap dengan tiada pembanding
Ada setitik panas
Mendera hingga menusuk sendi

Andaikan mentari keluh
Dan awan sepi rasa
Juga angin meniup hampa

Di sudut sana
Dedaun terlelap tiada terjaga
Ditemani panas yang gagah
 dengan kepak sayapnya

Demikian hatiku
Terjaga untuk menanti
Datangnya keajaiban Sang Pemilik Jiwa

 

BACA JUGA:Pengembangan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Sosial Media di Kelas VIII SMPN 1 Betung

Di Ujung Jalan Itu
Karya: Suharno

Selamat pagi Indonesia
Di jalan merah berbatuan
Aku temukan kerikil-kerikil harapan
Landai nian, tanah, tepi, sungai
Mendera menggapai tujuan
Seperti roda berputaran
Aku yang kini menggapaimu
Tersungkur dalam pangkuan-Nya
Bahwa benar janji-Mu tiada terbaca
Di ujung jalan itu…

BACA JUGA:Cerita Bersambung, Alur Karya Adinda Asmaraputri


Seuntai Harapan
Karya: Elida Grespitua Nababan

Senja telah pergi
Membawa indahnya
Warna matahari kala itu

Kabut mulai menghampiri
Tapi tak bertanya apapun
Hanya terdiam
Dan berlalu begitu saja

Sang rembulan tersenyum
Menghiasi langit yang tak lagi biru
Tapi keindahannya tampak jelas

Kurindu matahariku
Ku tak ingin kabut datang
Tapi malam yang gemerlapan

Sumber: