[PUISI] Peserta Didik Kelas 9D SMP Kusuma Bangsa Berpuisi untuk Ibu

[PUISI] Peserta Didik Kelas 9D SMP Kusuma Bangsa Berpuisi untuk Ibu

ilustasi kasih ibu--liputan6.com


PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Ibu adalah sosok yang tidak hanya berjasa, tapi juga dekat dengan anak-anak.

Dalam sebuah proses berkarya, peserta didik kelas 9D SMP Kusuma Bangsa Palembang mencoba menuangkan perasaannya terhadap sosok ibu.

Inilah beberapa puisi karya peserta didik kelas 9D SMP Kusuma Bangsa Palembang.


Bidadari Berupa Manusia
Karya: Muhammad Fahri Syahreza

Di mana pun kau berada,
aku tetap rindu dirimu
tetaplah berada di raga dan jiwa

Hidupku tak ada arti tanpa dirimu

Ibu, rasa rindu terhadapmu hidup di jiwa
kau tak pernah hilang di dalam diriku
Kau dibuat dari keping semesta

Ibu, kau bagai bidadari dalam rupa manusia
kasih sayangmu akan selalu menemaniku
semesta selalu menemanimu di mana pun kau berada
terima kasih ibuku

Perjuanganmu akan ku kenang selalu
karena surgaku ada di telapak kakimu

BACA JUGA:Puisi Karya Tenaga Pendidik Bahasa Indonesia di Sekolah Kusuma Bangsa

 

Pahlawanku
Karya: Aurelia Sabrina Verga

Kaulah pahlawanku
Sembilan bulan kau mengandungku
Kau berjuang melahirkanku agar aku
Bisa melihat keindahan dunia.

Terma kasih atas jasa-jasa mu
Yang telah membesar kan ku hingga
Menjadi anak yang berbakti dan berguna
Bagi bangsa dan negara

Terima Kasih Ibu                   
Aku Cinta Dirimu

BACA JUGA:Puisi, Wajah di Balik Topeng, Karya Lina Sari

 

 

Pelita Hati
Karya: Queensha Alifah Zhafirah

Kaulah pelita hatiku
tak kenal lelah kau menjaga ku
dari buaian hingga aku besar.

Selalu ku lihat sinar indah di wajahmu
walau ku tahu keluh dan duka tak henti menerpamu

Dalam perjalanan hidupku
aku bertekad selalu menjagamu
dan akan membuatmu bahagia di masa senjamu

Ibu
terimalah sayang dan cintaku
untukmu, selalu
cinta suci dari anak tercintamu

 

BACA JUGA:Puisi Derita, Egitia Fitri Rerendo

Pedomanku
Karya: Ria Sevitri

Dia adalah wanita pedomanku
Dia adalah wanita kuatku
Wanita cantikku
Wanita hebatku

Dia guru pertama bagiku
Hentakan kakinya
Bening air akan keluar dari matanya
Jika dia melihatku dalam bahaya

Dia adalah sosok
Yang menjagaku
Membelaku, saat ada bentakan yang menyakitiku

Dia yang mengajari
Mengajari bahwa
Masalah tidak akan berakhir
Jika kita mengakhiri hubunganya

Walaupun sering ia rasakan sakit
Meskipun sering ia rasakan lelah
Dia bertahan,
Yang dia ingat hanyalah anak-anaknya (*)

Sumber: