Cerita Bersambung, Alur Karya Adinda Asmaraputri

Cerita Bersambung, Alur Karya Adinda Asmaraputri

ilustrasi--https://img.huffingtonpost.com

INDERALAYA, RADARPALEMBANG.COMAdinda Asmaraputri adalah salah satu mahasiswa Jurusan Kimia FKIP Unsri, angkatan 2020.  

Aktif di organisasi mahasiswa UKM Teater GABI, Adinda menciptakan sebuah karya sastra, berupa cerita bersambung.

“Cerita ini tentang proses menjadi orang yang dewasa. Karena, bakalan banyak memimpin pikiran, perasaan, dan seluruh kendali yang ada dalam dirinya,” ujar Adinda saat menyampaikan inti dari karyanya.

Berikut adalah cerita bersambung dengan judul Alur karya Adinda Asmaraputri, mahasiswa Unsri, penggiat UKM Teater GABI.

BACA JUGA:Puisi Seni untuk Negeri Karya Tria Nova, Berharap Angan tanpa Kegagalan

ALUR
Cerita Bersambung Karya Adinda Asmaraputri

Adakalanya manusia memiliki ketakutan dalam hidupnya, takut tak sesuai harapan, takut tak sesuai keinginan orang, takut menghadapi kejutan apa yang akan hadir disaat dia melangkah.

Ini berkisah tentang aku dan seterusnya tulisan ini akan berlanjut sampai nanti aku menemukan titik terakhir yang sekarang menjadi motivasi untukku bertahan sampai saat ini.

Pernah merasakan beban yang sudah tertumpuk akhirnya bertambah lagi? Itu suatu anugerah atau kutukan yang diberikan-Nya kepada kita sebagai makhluk yang hidup mencari doa.

Tetapi, ku anggap itu sebuah anugerah, karena aku yakin tak mungkin tanpa alasan anugerah itu sampai kepadaku, dengan maksud baik dia hadir akan ku pastikan akan berakhir baik pula.

BACA JUGA:Pemanfaatan Seni Anyaman Makrame Sebagai Media Pembelajaran Teks Prosedur

Aku terduduk merasakan hampa, berpikir mau ku bawa kemana anugerah yang dititipkan ini, ke pelabuhan mana aku akan memberhentikannya atau sampai langit keberapa dapat ku terbangkan namanya hingga menjadi bintang yang besar.

Aku bingung untuk melangkah karena sekarang seluruh mata akan tertuju padaku, entah itu mata dalam pandangan yang baik atau buruk.

Aku mencoba menetralkan semua hal yang selalu berputar di kepala ku, membisikkan diri sendiri bahwa ini akan baik-baik saja, sehingga aku bisa memulai lembaran baru untuk anugerah yang sekarang kita sebut rumah.

Di rumah ini aku merasa jiwa, pikiran, perasaan, ketakutan, kehilangan, penyesalan ada di sini. Terakhir ditinggalkan rumah ini memiliki banyak permasalahan dan satu per satu orang di dalamnya pergi.

BACA JUGA:Mengenal 'Chuanghua' Karya Seni Menggunting Kertas Zaman Tiongkok Kuno

Sumber: