Tokoh Inspirasi, dr Hj Siti Mirza Nuria SpOG, mantan Putri Indonesia yang Fokus di Dunia Kesehatan

Tokoh Inspirasi, dr Hj Siti Mirza Nuria SpOG, mantan Putri Indonesia yang Fokus di Dunia Kesehatan

dr Hj Siti Mirza Nuria SpOG yang berprestasi di bidang ajang kecantikan yang sangat menginspirasi bagi generasi muda di Sumsel.-salamun/radarpalembang.disway.id-

Uniknya lagi, di Putri Indonesia itu, artis ternama Camelia Malik yang saat itu sedang naik daun juga mengikuti ajang tersebut. Hanya saja, dia tidak lolos saat penyisihan di tingkat daerahnya Jakarta.

“Jadi menjadi top dan terkenal saja bukan jaminan untuk bisa lulus. Selain tinggi badan minimal 165 cm, IQ (Inteligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), harus juga mendukung,” jelas Siti Mirza.

BACA JUGA:Inspirasi Bisnis Elysa Thamrin, Kuliah Finance di Amerika, Pulang jadi Sales Counter

 

Menyandang jawara Putri Indonesia, mengharuskan Siti Mirza mengunjungi banyak negara membawa misi Indonesia menyebarkan pariwisata. Berkunjung ke banyak negara, bahkan Amerika dan Eropa, setidaknya mampu menjadi pengobat cita-cita awal Siti Mirza menjadi duta besar.

Hanya saja, kepuasan Siti Mirza berkeliling dunia harus disudahi. Setahun kemudian, orang tuanya meminta ia melanjutkan kuliahnya yang sempat terhenti lantaran mengikuti kegiatan Putri Indonesia.

Dia pun mengikuti keinginan ayah ibunya. “Tidak ada penyesalan dalam diri saya harus melepaskan itu semua, karena bagi saya ini adalah jalan hidup yang memang harus saya jalani,” ujarnya bijak.   

Dia pun melanjutkan kuliah di semester lima, di masa itu pula dirinya memutuskan menikah dengan dr Romi Rizal.

BACA JUGA:Inspirasi Bisnis, Kurmin Halim, Anak Sopir Taksi yang Bermimpi Tinggi

 

Hidup adalah perjuangan. Kalimat itu memang benar-benar ada dalam jalan hidup Siti Mirza. Menempuh pendidikan dokter bukanlah pekerjaan mudah.

Apalagi saat ia memutuskan untuk mengambil spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang kala itu masih didominasi oleh pria.

Waktunya untuk keluarga nyaris tidak ada. Beruntung ia memiliki suami yang bersedia mengurus ketiga anaknya.

“Saat saya menempuh pendidikan specialis itu, merupakan tantangan terberat buat saya dan suami. Suami akhirnya mengalah tidak ikut mengambil spesialis agar anak-anak kami ada yang mengurus dan tidak telantar. Percuma hidup sukses kalau anak-anak sampai telantar, tidak ada gunanya,” begitulah prinsip hidup Siti Mirza dan suaminya yang mereka jalani hingga sekarang.

Saat mengambil spesialis itulah, waktu Siti Mirza banyak tersita. Malah, ia jarang bisa pulang ke rumah. Waktunya banyak di rumah sakit untuk belajar dan belajar, dari pukul 7 pagi hingga 7 pagi lagi.

Sumber: