3 Faktor Ini Disebut Redam Kenaikan Harga Sembako Usai BBM Naik

3 Faktor Ini Disebut Redam Kenaikan Harga Sembako Usai BBM Naik

Erwin Soeriadimadja, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Selatan --Doc radarpalembang.disway.id

PALEMBANG, RADAR PALEMBANG - Bank Indonesia merespon atas dikeluarkannya data Badan Pusat Statistik atau BPS Sumatera Selatan terkait inflasi di provinsi berjuluk Bumi Sriwijaya ini.

Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu, dimana lawannya ialah Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi.

Terutama tingkat inflasi atau kenaikan harga sembako usai penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak atau BBM yang terjadi di awal September 2022 lalu.

Dalam data Badan Pusat Statistik Sumsel tersebut, Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 0,48% (mtm). 

BACA JUGA:TPID se-Sumsel Bersinergi Kendalikan Inflasi Jelang HBKN Natal 2022 dan Tahun Baru 2023

Realisasi inflasi Provinsi Sumatera Selatan, menurut Badan Pusat Statistik tercatat sebesar 5,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan regional Sumatera yg tercatat 6,14% (yoy).

Dan, masih berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan, diatas angka inflasi nasional tercatat sebesar 5,51% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Erwin Soeriadimadja, Kamis, 5 Januari 2023 mengatakan secara tahunan, inflasi Sumatera Selatan meningkat dibandingkan dengan inflasi 2021 sebesar 1,83% (yoy).

Realisasi tersebut, menurut Erwin, terutama dipengaruhi oleh dampak penyesuaian kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022. 

BACA JUGA:BI Nilai Inflasi di Sumsel Masih Terkendali

Meski demikian, kata dia, berbagai perkembangan bulanan menunjukkan inflasi pasca kenaikan harga BBM kembali terkendali tercermin pada ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi yang terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal. 

Setidaknya ada 3 program utama yang disebut kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan bersinergi dengan banyak pihak menyukseskan meredam kenaikan harga terus-menerus.

Pertama, kata Erwin, hal ini tentunya tidak terlepas dari peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang terus bersinergi menjalankan berbagai program pengendalian inflasi.

Kedua, sambung dia, termasuk dengan penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) seiring dengan (faktor ketiga) Program Sumsel Mandiri Pangan di Sumatera Selatan.

Sumber: