TACB Palembang: Pembangunan Lift di Jembatan Ampera Perlu Dikaji

TACB Palembang: Pembangunan Lift di Jembatan Ampera Perlu Dikaji

Pembangunan Lift Jembatan Ampera harus dikaji--

PALEMBANG, RADAR PALEMBANG - Perkumpulan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang, mengharapkan Pemerintah Sumatera Selatan untuk mengkaji secara akademis rencana pembangunan fasilitas tangga otomatis atau lift di Jembatan Ampera.

Satker PJN 3 PPK 3.6 Jembatan Khusus BBPJN Wilayah Sumsel Dicky Romansyah mengatakan, pemasangan lift di Jembatan Ampera merupakan program pemerintah merivitalisasi bangunan bersejarah di Sumsel.

Dua lift direncanakan bakal dipasang di bagian tengah jembatan.

Bagian tersebut dahulu merupakan ruang operator menaikturunkan bagian tengah jembatan.

BACA JUGA: 'Bersama Karang Taruna Menuju Era Society 5,0', Rapimda Karang Taruna Sumsel Tahun 2022

“Kami juga akan melakukan penguatan struktur bawah jembatan, perbaikan beron dan pilar serta penggantian struktur baja,” kata Dicky 

Adapun total anggaran revitalisasi Jembatan Ampera mencapai Rp27 miliar.

Jembatan Ampera yang telah berusia lebih dari 50 tahun merupakan peninggalan sejarah yang seharusnya sudah menjadi cagar budaya. Pemasangan lift dikhawatirkan akan merusak bangunan jembatan Ampera.

Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumsel akan memasang dua lift yang nantinya akan menghantarkan pengunjung ke bagian atas jembatan tersebut.

BACA JUGA:Peringati Hari Pahlawan ke-77, Pemkot Palembang Gelar Upacara Khusus Dan Beri Hadiah Para Veteran

Ketua TACB Palembang Retno Purwati mengatakan kajian akademis itu dilakukan untuk mengeleminir kemungkinan kerusakan pada keaslian struktur dan arsitektur Jembatan Ampera.

Hal tersebut mesti diperhatikan sebab diketahui Jembatan Ampera yang sudah berusia 57 tahun menghubungkan Palembang hulu dan hilir ini berstatus sebagai objek memenuhi kriteria cagar budaya (ODCB).

"Tidak boleh langsung pasang/bangun saja. Mesti lewati kajian yang melibatkan para ahli teknik arsitektur dan juga berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan," ujarnya.

Adapun tahap-tahap pengkajian secara akademis dan konsultasi dengan Dinas Kebudayaan tersebut sejauh ini sama sekali belum dilakukan oleh pihak pemerintah yang hendak membangun lift.

BACA JUGA:Demo Pensiunan Karyawan Pusri Minta THT Dicairkan 

Pembangunan lift Jembatan Ampera ini merupakan inisiasi Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional Wilayah III Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang perencanaan kerjanya di mulai Agustus 2022 untuk tujuan kepariwisataan.

Padahal pemerintah daerah saat ini sempat mengumumkan perlu pemugaran Jembatan Ampera yang sudah terlalu berat, namun menjadi kontradiktif dengan adanya inisiasi pembangunan lift.

Maka dari itu, pihaknya mengharapkan adanya keterbukaan dari instansi terkait untuk melakukan kajian secara menyeluruh sehingga peruntukannya bisa lebih tepat sasaran.

"Banyak hal-hal lain yang mesti dipertimbangkan supaya harapannya jangan sampai inisiasi ini, justru merusak citra Jembatan Ampera sebagai landmark Kota Palembang sekaligus ODCB ini," ujar Retno, yang juga seorang Arkeolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

BACA JUGA:Waspada Bakteri Ini Penyebab Air Sungai Musi Bakteri E-Coli jadi Polutan Utama Air Sungai Musi Tercemar

Komisi IV DPRD Sumatera Selatan Syamsul Bahri pun berpendapat sama. Pihak legislatif ini mengungkapkan belum pernah ada pembahasan terkait permasalahan ini.

“Kami belum tahu ada rencana pemasangan lift oleh Satker PJN 3 PUPR tersebut  dan sampai sekarang secara pribadi belum ada pembicaraan dengan kami dengan pemasangan lift tersebut,” jelasnya.

Pemasangan Lift di Jembatan Ampera diperlukan kajian lebih dahulu.

 

Sumber: berbagai sumber