BSI Berikan Pembiayaan kepada LPEI Rp 3 Triliun Untuk Tingkatkan Ekspor Nasional

BSI Berikan Pembiayaan kepada LPEI Rp 3 Triliun Untuk Tingkatkan Ekspor Nasional

RADAR PALEMBANG - Bank Syariah Indonesia/ BSI beri pembiayaan kepada LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)  senilai Rp 3 triliun untuk meningkatkan ekspor nasional.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)  merupakan salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, siap mendukung akselerasi bisnis LPEI baik dari sisi infrastruktur, layanan dan digital.

Menurut Hery, peningkatan ekspor perlu terus diupayakan secara konsisten oleh seluruh stakeholders.  Neraca perdagangan yang surplus akan turut memutar roda perekonomian dan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan.Atas dasar itu, BSI beri pembiayaan kepada LPEI agar dapat lebih lincah mengembang ekspor. 

BACA JUGA:Sumsel Ekspor Komoditas Pertanian ke 11 Negara

“Kami berharap pembiyaan BSI kepada LPEI dapat memperkuat transaksi ekspor nasional. Hal ini tentunya sejalan dengan semangat kami untuk terus berkontribusi dalam membangkitkan perekonomian nasional, termasuk ekspor Indonesia,” ujar Hery menegaskan, menukil dari web kemenkeu, Jum'at 22 Juli 2022, malam. 

Hery juga berharap BSI bisa menjadi mitra yang kuat dari LPEI untuk pengembangan ekspor melalui pembiayaan berbasis syariah dan pendanaan maupun transaksi digital. Hal itu diperkuat dengan cacatan kinerja pembiayaan BSI yang kian tumbuh positif dengan kualitas pembiayaan yang semakin membaik dan terjaga.

“Maka dengan adanya kerja sama ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan bisnis dari seluruh aspek. Baik di BSI maupun LPEI terutama peningkatan kualitas ekspor Indonesia,”ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso mengungkapkan optimisme senada.

BACA JUGA:Neraca Perdagangan Indonesia Surplus, Semester I 2022 Tertinggi Sepanjang Sejarah

"Kami meyakini sinergi dan kolaborasi yang dibangun pada akhirnya akan mendorong terciptanya pelaku usaha yang berdaya saing serta berkontribusi kepada ekspor nasional secara berkelanjutan. Besar harapan kami, kerjasama ini dapat terus dikembangkan dan ditingkatkan.” pungkasnya.

Pada semester I 2022, pemeberintah berhasil mencatatkan neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USD5,09 miliar. Angka itu tertinggi sepanjang sejarah  jika dibandingkan dengan surplus kumulatif secara periode semesteran.

Menurut Mentri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto,  neraca perdagangan Indonesia surplus secara konsisten telah berlangsung selama 26 bulan secara beruntun. Bahkan, kinerja neraca perdagangan Semester I 2022 mencapai angka yang fantastis yakni sebesar US$24,89 miliar.

 “Di tengah berbagai tantangan global yang terus berlangsung, kinerja impresif pada neraca perdagangan ini merupakan modal penting dalam menjaga stabilitas sektor eksternal Indonesia. Pasalnya, surplus neraca perdagangan akan membuat kapasitas cadangan devisa yang kuat,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam siaran pers Kemenko perekonomian, Sabtu 16 Juli 2022, malam.

BACA JUGA:Pada Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20, Sri Mulyani Pamer Strategi Investasi Berkelanjutan

Dia mengungkapkan, factor pendorong neraca perdagangan Indonesia surplus adalah Pembukaan kembali izin ekspor minyak sawit dan bahan bakunya menjadi penopang surplus neraca perdagangan pada bulan Juni 2022. Itupula yang membuat kinerja neraca perdagangan Sementer I 2022 tinggi.

“Memperkuat kerja sama internasional, baik billateral maupun multilateral melalui dialog dan koordinasi lintas negara menjadi salah satu kunci dalam mempertahankan surplus neraca perdagangan. Dari berbagai dialog tersebut akan terus digali berbagai produk andalan Indonesia untuk dipasarkan di negara-negara potensial” ungkap Menko Airlangga.

Dia menuturkan, minyak kelapa sawit merupakan kontributor utama surplus neraca perdagangan Indonesia dengan share sebesar 54% dari total surplus. Di saat yang sama, harga-harga komoditas penyumbang ekspor Indonesia juga masih berada di level yang tinggi, terutama batu bara yang berada pada level $284,9 per MT atau meningkat 152,28% yoy.

Kerja sama ekonomi internasional yang terus dibangun dan dikembangkan oleh Indonesia dengan negara-negara mitra dagang berhasil memberikan dampak positif terhadap konsistensi surplus neraca perdagangan Indonesia. Diantara negara-negara mitra dagang, surplus neraca perdagangan Indonesia terutama berasal dari India (US$1,90 miliar), Amerika Serikat (US$1,69 miliar) dan Filipina (US$1,16 miliar).

“Disamping mempererat kerja sama internasional, pemerintah juga terus mendorong peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi, khususnya dari sektor industri pengolahan. Sektor ini memberikan sumbangsih terbesar pada komoditas ekspor Indonesia yakni sebesar 70,01% dari total ekspor.” Ujar Menko Airlangga. (yui)

 

Sumber: