Mikra Gugat

Mikra Gugat

Luar biasa peran Humas atau PR pabrik minyak goreng alias migor itu. Harga di tingkat petani jelas. Jelas anjlognya. Harga dari pengepul jelas. Jelas mencekik keuntungannya. Petani yang menyiapkan lahan dan bibit, membeli pupuk, membayar upah buruh untuk pemeliharaan sampai panen. Hasilnya dihargai 1000 per kilo. Bahkan kurang. Buat parkir atau pipis di toilet umum saja tidak cukup. Abah Dis pasti sudah tahu, buat pipis di titik nol IKN itu butuh BBM berapa ratus ribu. Pabrik migor yang paling besar labanya. Mereka punya kebun sendiri. Proses harga di pengepul tidak mereka alami. Artinya laba mereka adalah laba produksi dan penjualan migor yang Nauzubillah + laba di tingkat pengepul. Itu kok ya masih dirasa kurang. Sampai-sampai menjual migor 14 ribu saja keberatan. Yang luar biasa, hujatan justru lebih besar dialamatkan ke pemerintah, sebagai regulator. Daripada ke pabrik migor, sebagai penentu harga di lapangan dan penyulut keruwetan. Beberapa orang memang sudah ditahan karena bukti persekongkolan. Namun masih berjalannya hal yang sama menunjukkan aktor intelektualnya bukan mereka. Dari sisi pemerintah regulasi sudah ditunjukkan. Termasuk dengan cara yang paling ekstrim. Namun PR besarnya ada pada pengawasan dan tata niaganya. Saya kurang paham di sini, apakah Bulog bisa masuk ke area sawit dan migor. Mengingat migor adalah sembako. Kalau iya, Bulog bisa beroperasi di area pengepul, produksi, sampai penjualan. PR nya dikerjakan sebelum plesir ya, Pak Zulhas

 

PryadiSatriana

"Lagi opo Pry?" "MocoDisway." "Opoberitane?" "Zulhas". "Opo'oZulhas?" "Terang-terangan kampanye politik uang. Jian jancuk'antenan, kok. Mari kampanye politik identitas, saikiwong susah kangelantukumigor dipolitisasi." "Dikritik karoDahlan?" "Gak. De'ekaroZulhasgakwani." "Wong sugihyongonoiku. Golek aman ae. "Jurnalis tenananmestinegakngono. Kudu menyuarakan kebenaran, ngritik sing gakbener. Gakmekmikir keuntungan mediane ae." "Dahlanikubiyen jurnalis Pry, saiki ... " "Saiki opo?" "Anda sudah tahu, he .. he .. he .."

 

Pendylagi project

Di kebun sawit migordilahirkan,bukan di pabrik.Pabrik hanya rumah bersalin,bayinya dibuat di kamar masing masing,mungkin juga di kebun sawit

 

Co Ba

Wah pendek sekali tulisan Abah. Eh asal juga sih saya bilang pendek, nggangehitung jumlah huruf nya sih, atau mungkin terasa pendek aja. Entahlah. Terus juga, saya rasa di tulisan ini Abahngga ada optimis2nya. Biasanya kanAbah itu optimis realistis. Atau bahkan kadang over optimis realistis. Abah kenapa? Nulisnya kemarin selasa? Ada apa dengan selasaAbah kemarin? Bukan hari jumattuh. Misal hari jumat dan malam sebelumnya Abahngga dapat jatah kamis malam, trusjumatnyaAbah bad mood kan aku bisa paham. Lah ini tulisan rabu ini ditulisnya selasa kemarin? Jatahnya Abah itu senin malam? Ngga dapat jatah? Hmm. Ah udah bahas tentang Abah. Bahas tentang solusi aja. Saya langsung teringat betapa sukanya saya pas baca manufacturing hope. Eh tapi kalonyebutin manufacturing hope nanti dibilang ngga bisa move on. Angel. Angel. Yo'opo terus?

 

*) Diambil dari komentar pembaca http://dsway.id

 

Sumber: