Babi Bebek

Babi Bebek

 

Atra kosmetik

Wajar. Bu Mega lebih tua dan Pak Jokowi sudah menganggap Bu Mega seperti Ibu sendiri. Hanya netizen yg suka baper. Padahal Pak Jokowi biasa2 aja. Beda kasus kalau Puan yg duduk di kursi Bu Mega. Kepak sayap Lalapan Lamongan. Hihihi 

 

Pryadi Satriana

Saya ulang komen saya: itu foto biasa. Foto seorang "tamu/undangan" menemui "tuan rumah/yg mengundang" di Lenteng Agung. Urusan tempat duduk ya terserah yg mengundang. Foto itu menguntungkan Jokowi. Beliau muncul sebagai orang yg bisa "menyesuaikan diri dg sikon." Itu sangat penting dalam perpolitikan. Realistis. Saya bersimpati. Simpati beneran. Simpati seorang pendukung Jokowi. Bukan simpati seorang pendukung Anies seperti Dahlan Iskan. Simpati yg keluar dari tulisan tangan, bukan dari hati. Tangan wartawan bisa nulis apa saja. Cuma ada dua kategori wartawan: menyuarakan kebenaran dan menyuarakan kepentingannya atau kelompoknya. Yg kedua saya sebut "wartawan sialan", yg pakai "bahasa" Sujiwo Tejo disebut "wartawan jancuk-an". Dahlan di antara keduanya, kadang "nggenah", kadang "miring". Itu sebabnya saya sebut Dahlan Iskan "jurnalis setengah-setengah." Anda sudah tahu. Salam. Salaam. Shalom. Rahayu.

 

D Darko

Kalau melihat foto Pak JKW diatas itu berarti, seperti pepatah nenek moyang kita dahulu yaitu bahwa diatas langit masih ada langit .

 

Purnomo Inzaghi

Saya ingat Disway yg isinya soal Elon Musk...yg pake oblong saat ketemu Jokowi. Tuan rumah bebas bebas aja mau seperti apa...wong namanya tuan rumah. Dalam situasi di foto itu, tuan rumahnya ya pasti Bu Mega. Tapi memang foto seperti itu mudah di tafsirkan macam macam...menurut saya disitu Pak Jokowi datang sebagai kader partai sih, kalaupun Puan menyebut Presiden ya ngga ada salahnya juga, lha jabatan presiden kan emang melekat kapanpun dimanapun. Nanti saat konstelasi pilpres dimulai, foto ini pasti akan kembali banyak di upload dengan macam macam caption.

 

Sutikno tata

Teringat ketika SMA dipanggil Guru Bimbingan konseling gara - gara lewat jalan pintas pas jalan sehat.., tapi bedalah inikan semacam ngobrol saat transit, yang kebetulan diruang kerja umum. Unggah - Ungguhnya yang muda mendekat ke yang lebih tua agar yang tua tidak perlu mengeraskan suara dan yang muda seakan tidak meneriaki yang lebih tua. Marwah tidak akan hilang karena adab yang baik seperti itu, pun jika judul artikelnya tidak lurus seperti " Ketua Presiden" atau "Ketua Kursi".

 

didik sudjarwo

Saat membaca tulisan ini,ditemani secangkir kopi,rokok 432 (baca dibalik),jajan pasar dari my bojo.Nikmat.Sehingga tulisan ini tak begitu penting.Tak perlu diperdebatkan.

 

Yea A-ina

Di saat resesi ekonomi dunia menggeliat, gejala ancaman krisis energi dan pangan mulai nampak. Senyata tokoh politik yang mulai berakting. Bermacam akting "mengalihkan" topik perbincangan medsos dan warung kopi. Emosi para pemirsa politik, sedang dimainkan oleh para tokoh politik. Pesan yang ingin mereka sampaikan: lupakan inflasi dan isi tabungan anda. Drama berseri mulai ditayangkan, silahkan anda memilih, terlibat riuh rendahnya emosi atau nonton sekilas saja. Toh disaat ending, drama (politik) berseri cuma sebatas narasi,lalu resesi? pikir keri......

 

Jimmy Marta

Semalam bc running text di salah satu tv, tentang negara srilanka yg disebut bangkrut. Pagi ini banyak sekali beritanya. PM srilanka menyatakan ini situasi yg lebih serius. Bukan hanya sekedar krisis bahan pangan dan energi. Krisis keuangan yg sangat parah. PNS disuruh wfh. Beban utang tak terbayar. Seluruh anggota kabinet mengundurkan diri. Ribuan warganya pd meninggalkan negeri Sy baca nya jd sangat sedih, prihatin...Hanya doa untuk srilanka. Semoga ada jalan keluarnya.....

 

Er Gham

Cantik. Kharismatis. Sabar. Tabah. Nrimo. Hangat. Akrab. Cair.

 

Pryadi Satriana

Ada yang menarik di tulisan Dahlan Iskan: ungkapan 'power full'. He..he.. , sdh les bhs Inggris sampai ke Amrik bhs Inggrisnya kayak gini, mungkin gara2 "nyolong kertas selembar itu." He..he.. itu bhs Inggris anak SMP! SMP yg murahan, hi..hi.. . Culun banget!!!

 

Lena Wati

Ngomong2 soal Power Full Bah, yg kami butuhkan itu Power Full ttg : Ketahanan Pangan, Sandang ,Papan. Plus Energi,Kepastian Hukum,Layanan kesehatan,Pendidikan yg terjangkau,berkwalitas bukan "abal abal"). Power Full Prestasi mendunia, disegani,dihormati thdp intervensi asing. Nach itu baru Power Full. Bersyukur warga +62, sbgian besar sudah Power Full terhadap : Nrimo Ing Pandum , bahasa Abah dan Perasaan kami : Tidak berebut menang tp kalah . Lha buat apa menang tp kenyataanya kalah. Tetapi tetap "Andhap Asor", Mgkn inilah Pesan yg ingin disampaikan Abah ke : Penguasa, Pengusaha d Rakyat Jelata. kt butuh : "Gemah ripah loh jinawi, Ayem Tentrem Kerto Rahardjo" kearifan lokal yg patut di "uri uri" / pelihara. Lha kl kami yg nyampai in Pesan : Opo di gugu ( didengar),org kami bukan siapa2, beda kl Abah yg nyampai in pesan , "Anda sudah tau."

 

Antonio Samaran

Orang besar (dan berjiwa besar) tidak memperdulikan duduk di mana dan diperlakukan bagaimana. Jokowi sendiri mengajak anggota kabinet foto bareng duduk di tangga depan istana tanpa ada yg merasa direndahkan. Sebaliknya orang kebanyakan hampir pasti mempermasalahkan bagaimana dirinya diperlakukan. 

 

omami clan

Andai Abah buat partai baru, mungkin namanya P D I (Partai Dahlan Iskan) Terus karena beliau sudah sepuh maka beliau berikrar jadi ketua dewan pembina saja, tapi karena kebelet pengen nyapres mau gak mau beliau jadi ketum juga akhirnya Saking keenakan jadi ketum beliau lupa sudah berapa periode jadi ketum Suatu hari beliau berpikir mungkin sudah terlalu lama jadi ketum, sudah saatnya regenarasi Tiba-tiba Isna iskan yang belum pernah berkecimpung di partai itu beliau orbitkan jadi ketum, Azrul ananda yang sudah ikut mengelola partai dari awal jadikan wakil saja Atau Abah tetap jadi ketum, kemudian Isna iskan akan beliau jagokan sebagai capres, mengingat agak susah kalau maju sendiri Mumpung nama Isna iskan lg populer karena dia jadi ketua sosialita, Ngelantiur..... Guyon Maaf

 

Agus Suryono

POWEL PUL DAN SUPEL POWEL.. Di dunia ini ada negala yang dianggap supel powel. Dulu yang dianggap supel powel adalah Amelika dan Uni Sovyet. Konon sekalang ditambah China. Negala supel powel pastilah powel pul. Kalau tidak ya tak kan dianggap supel powel. Olganisasi yang demoklatis juga begitu. Yang powel pul akan telpilih jadi Ketua. Meski belum tua. Dan Ketua pastilah powel pul. Anggota dan semua punggawa paltai, pasti halus nulut Ketua. Meski kalau tidak sleg, ya boleh aja usul kepada Ketua.. Pengambilan keputusan atas usul, mungkin ada di AD/ALT.. @maybe.. maybe yes.. maybe no.. 



*) Diambil dari komentar pembaca http://disway.id

Sumber: