BACA JUGA:Apa Arti dan Makna Kata Gong Xi Fa Cai, Sering Diucapkan Saat Perayaan Tahun Baru Imlek
Saat momentum Imlek, sejumlah wilayah di Indonesia memasuki periode puncak musim hujan pada Januari-Februari.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya hujan pada waktu tersebut.
"Faktor-faktor tersebut dipicu aktifnya Gelombang Kelvin di sekitar wilayah Indonesia selatan ekuator, MJO (Madden Jullian Oscillation) yang diprediksikan mulai aktif kembali di sekitar Samudera Hindia barat Sumatera dalam periode akhir Januari.
Kemudian adanya pola-pola konvergensi (perlambatan angin) di Jawa bagian barat yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan di sekitarnya," papar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanti.
BACA JUGA:Tahun Baru Imlek 2024 Jatuh di Akhir Pekan 10 Februari, Adakah Cuti Bersama Sebelumnya?
Selain hujan yang identik dengan Imlek, petasan juga ternyata disebutkan identik.
Petasan kerap dinyalakan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Selain untuk meramaikan, petasan juga memiliki sejarah unik yang awalnya digunakan untuk mengusir roh jahat.
Petasan dalam bahasa Mandarin disebut dengan baozhu yang berarti "ledakan bambu".
Di China kuno, batang bambu dibakar untuk membuat ledakan kecil guna mengusir roh jahat.
Barulah kemudian penyalaan petasan menandakan peristiwa yang menggembirakan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Tahun Baru Imlek.
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Lepas Burung Saat Tahun Baru Imlek di Palembang
Asal-usul Petasan
Petasan berawal dari bubuk mesiu yang ditemukan pada masa Dinasti Tang (618-905 M).
Pada masa itu, petasan berbentuk seperti belerang yang dibungkus kertas dan dinyalakan dengan secaring kertas.
Provinsi Hunan dan Guangdong terkenal dengan produksi petasan mereka yang maju.