Alokasi dana yang besar untuk pangan dan belanjaan bulanan lainnya menyisakan anggaran yang terbatas untuk berbagai kategori kebutuhan lainnya, seperti hiburan, rekreasi, pendidikan, dan perbaikan diri.
BACA JUGA:Bikin Mewek, Berikut 4 Drakor dengan Sad Ending Terbaik Sepanjang Sejarah Dunia Perdrakoran
2. Alokasi untuk anggaran kesehatan dan asuransi sangat minim
Sebanyak 45 persen generasi milenial yang menjadi responden survei tersebut menyatakan bahwa mereka mengalokasikan kurang dari 10 persen pendapatan mereka untuk biaya kesehatan dan asuransi.
Sementara sebesar 18 persen menyatakan bahwa mereka tidak mengalokasikan dana apa pun untuk tujuan ini.
Hal ini menggarisbawahi tantangan untuk menyeimbangkan prioritas keuangan di generasi milenial.
Tak hanya itu, temuan ini menggarisbawahi dampak pada pola pengeluaran pada aspek penting lainnya dalam kehidupan individu, seperti kesehatan dan keamanan masa depan.
BACA JUGA:5 Smartphone Nokia Terbaru dengan Harga Rp 1 Jutaan, Sudah Gunakan Jaringan 5G
3. Milenial sudah punya dana darurat dan terjun investasi.
Meski demikian, riset ini juga menunjukkan milenial Indonesia menunjukkan peningkatan ketajaman dalam pendekatan mereka terhadap perencanaan keuangan.
Di kami survei, 38 persen generasi milenial menyatakan bahwa mereka rutin melakukan hal tersebut menyusun anggaran bulanan dan menaatinya dengan tekun.
Sebesar 32 persen lainnya mengungkapkan bahwa mereka membagi sebagian dari pendapatan mereka untuk tujuan tabungan dan investasi.
Sementara 1 persen bahkan telah mencari nasihat dari perencana keuangan atau ahli lainnya.
Temuan dari survei itu juga menunjukkan tingkat yang signifikan kesiapan finansial di kalangan milenial Indonesia.
Mayoritas milenial, yakni sebesar 85 persen, telah menunjukkan langkah proaktif dalam membentuk dana darurat untuk menanganinya situasi yang tidak terduga.
Selain itu, 71 persen di antaranya sudah terjun dalam kegiatan investasi. Hal ini menunjukkan kinerja yang kuat dalam mengejar pertumbuhan dan keamanan keuangan.